Download Materi Kajian Islami

Wednesday 15 May 2013

Ujian Itu Keniscayaan


"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (TQS. At-Taubah :16)

Teruntuk saudaraku seiman dan seperjuangan..

Terkadang ketika kita sedang menghadapi sebuah ujian, seolah-olah hanya kitalah satu-satunya orang termalang di bumi ini. Memang, mungkin untuk detik tertentu kita merasa tidak mampu menghadapi ujian ini. Ujian yang datang bertubi-tubi menjadi legitimasi bisikan syetan agar kita menyerah, dan menjauh dari Tuhan kita. Tapi, pernahkah disaat yang sama kita memikirkan masalah orang selain kita? "Bagaimana mau memikirkan masalah orang lain, masalah kita pun tidak mampu terselasaikan!" Itukah bisikan hatimu? Sungguh, hal yang terpenting ketika kita memikirkan masalah orang lain adalah bukan sekedar kita mampu menyelesaikan masalah mereka, tapi adalah bagaimana pada akhirnya kita dapat mengambil hikmah darinya. Dengan kita melihat masalah orang yang jauh lebih sulit dari kita, maka kita akan mampu memahami bahwa masalah kita tak lebih besar dari biji zarrah. Kecil, sangat kecil.

Lihatlah disekeliling kita. Masihkah banyak orang yang sulit bahkan untuk sekedar sesuap nasi? Masihkah banyak disekeliking kita yang tak tentu arah tak tahu kemana dia harus melangkah? Tak ada tempat untuk bernaung, tak ada sandaran diri. Kita masih beruntung saudaraku. Kita masih bisa bernafas disaat yang lain ketergantungan dengan sebuah tabung kecil berisi udara. Kita masih beruntung masih bisa melihat keindahan ciptaan Allah disaat yang lain ketergantungan dengan tongkat panduannya. Kita masih beruntung bisa berkumpul bersama orang-orang seiman yang penuh dengan kekeluargaan dan ketakwaan. Sedang orang diluar sana mereka sendiri, merasa sepi ditengah keramaian orang disekelilingnya. Ya, mereka merasakan kekerabatan yang semu, karena ikatan mereka bukan atas dasar akidah islam.

Saudaraku, masih ingatkah kau suatu firman Allah yang mengatakan "Allah tidak akan menguji seseorang diluar batas kemampuan dirinya"? Hanya dengan satu ayat itu, selayaknya kita mampu memiliki alasan kuat untuk tetap bertahan dalam ujian yang kita hadapi. Yakin, bahwa kita akan selalu menang dan lulus dalam ujian itu, karena sebenarnya kita mampu. Satu saja musuh kita, yaitu diri kita sendiri. Keegoisan diri kita yang menginginkan kita menyerah. Keegoisan diri kita yang mengalahkan benteng kesabaran dalam diri kita. Ingatkah saudaraku, Thariq bin Ziyad pernah berucap "Ketahuilah! Sesungguhnya bila kalian bersabar atas kesusahan yang sebentar saja, maka kalian akan menikmati kesenangan yang panjang". Mau kah kau menukar kesenangan panjang itu dengan menyerah dalam ujian yang hanya sebentar? Tentu tidak, kita tidak ingin itu. 

Dan ingatlah saudaraku, bisa jadi ujian adalah suatu teguran dari Allah sebagai bentuk kasih sayang-Nya terhadap kita. Kita harus koreksi lagi pada diri kita, adakah kemaksiatan yang tak sengaja atau bahkan disengaja sehingga Allah menegur kita. Banyak-banyak beristighfar. Selain itu, ujian pun merupakan batu sandungan agar kita dapat menempuh tahap baru, derajat kemuliaan yang baru. Maka,bersabarlah, dan terus bersabar.

"Dan tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?" 
(TQS. At-Taubah :126)

"Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertaubat". (TQS. Shaad : 34)

Sekelas nabi saja Allah memberikan ujian. Bacalah kembali kisah nabi-nabi kita. Nabi Nuh diuji dengan keluarganya yang tak beriman. Nabi Ayub diuji dengan musibah yang menyebabkan seluruh hartanya lenyap dan anak-anaknya meninggal, ditambah lagi penyakitnya yang menjijikan dimata orang. Nabi Yunus yang diuji oleh kaumnya yang tak kunjung menyambut ajaran yang ia bawa. Nabi Yusuf yang diuji dengan fitnahan keji yang membuatnya terperosok kedalam jeruji besi. Nabi akhir zaman kita, baginda tercinta Rasulullah yang pun diuji saat tahun kesedihannya. Pamannya meninggal, belahan jiwanya meninggal, serta ditolak berbagai suku dalam pendirian syari'ah islam. Banyak lagi, semua mendapatkan ujian.

Maka saudaraku, ujian itu sudah pasti menimpa setiap kaum muslim. Ringan atau berat, semuanya sesuai dengan kemampuan kita. Sabar adalah kunci dalam menghadapinya. Berdo'a dan berusaha pelengkapnya. Semoga dengan ujian-ujian yang kita hadapi akan semakin mendewasakan kita, semakin mengukuhkan drajat kita di sisi-Nya, dan bisa mendekati kualitas kekasih-Nya.

Bersabar, Berjuang, Berusaha dan Berdo'a..

Wallohu 'alam bi ashowab..

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan menggunakan bahasa yang sopan, jika tidak maka admin akan memasukkannya dalam kategori spam.

Anggaran IKN Melambung Tinggi: Untuk siapa?

              Meski banyak pro kontra sejak diwacanakannya, pemindahan ibu kota negara  Indonesia yang lebih dikenal sebagai Ibu Kota Nusant...