Latar Belakang:
Komnas Perempuan mencatat dalam waktu 13 tahun
terakhir kasus kekerasan seksual berjumlah 93.960 kasus dari total 400.939
kasus kekerasan yang dilaporkan. Artinya, setiap hari ada 20 perempuan menjadi
korban kekerasan seksual. Dan setiap tahunnya jumlah kekerasan seksual pada
perempuan meningkat, data dari tahun 2007-2012 menunjukkan bahwa jumlah kasus
kekerasan seksual naik 200% (komnasperempuan.or.id).
Menurut Ketua presidium IPW Neta S Pane, dari
kasus 2013, jumlah korban ada 29 orang, sementara pelakunya 45 orang. Itu
menandakan tindak kejahatan seksual sudah bersifat makin masif dan makin
brutal. Selain itu, kasus perkosaan juga makin parah. Sebagian besar korban
masih belia. Dari 29 korban itu, 23 orang masih berusia dibawah 16 tahun, 6
orang berusia 17-30 tahun. Pelakunya, dari 45 pelaku, 32 orang berusia 14-39
tahun, 12 orang berusia 40-70 tahun dan 1 orang diatas 70 tahun. Sementara
lokasinya, sebagian besar (21 kasus) terjadi di rumah korban dan 6 kasus di
jalanan (Republika, 29/1/2013).
Tak kalah menghebohkan sebuah kasus
pemerkosaan massal di Delhi terjadi pada penghujung tahun 2012. Seorang pelajar
magang fisioterapi perempuan dipukuli dan diperkosa sekelompok orang di Delhi,
India pada tanggal 16 Desember 2012, dan meninggal tiga belas hari kemudian
saat menjalani perawatan gawat darurat lanjutan di Singapura karena kerusakan
otak dan pencernaan akibat serangan yang terjadi. Keenam orang tersebut, yang
termasuk si pengemudi, telah ditangkap dan didakwa atas serangan yang telah
dilakukan itu.
Kasus kekerasan terhadap perempuan hampit
terjadi di seluruh dunia, saat ini di AS, setiap harinya ada 3 perempuan meninggal
di tangan suami, pasangan, atau mantan pasangan mereka, 1 dari 5 perempuan
telah menjadi korban pemerkosaan atau percobaan pemerkosaan, dan 1 dari 4 anak
perempuan dicabuli sebelum usia 18 tahun. Negara-negara liberal kapitalis
lainnya bergulat dengan tingkat permasalahan yang sama. India misalnya, telah
menjadi salah satu negara yang populer dengan angka pemerkosaan yang tinggi di
dunia. Sementara negara-negara barat di Eropa menunjukkan bahwa 1 dari 4
perempuan mereka telah mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Di Inggris, Home
Office mengungkapkan data statistik yang mencengangkan pada bulan Januari 2013
lalu bahwa setidaknya seorang perempuan diperkosa setiap 6 menit sekali di UK.
Ada berbagai macam analisis untuk mencari
penyebab kekerasan terhadap perempuan, apalagi tren ini dari tahun ke tahun
kasusnya terus meningkat. Pemicu kekerasan terhadap perempuan bisa faktor
ekonomi, pendidikan yang rendah atau faktor sosial. Faktor sosial ini berkaitan
dengan budaya masyarakat kita kalau melihat permasalahan yang terjadi di
Indonesia. Hal ini juga di tuturkan oleh Linda Amalia Sari Gumelar, Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.
Saya juga masih melihat kuatnya struktur
masyarakat kita yang masih patrialis bahwa budaya kita mengatakan kalau anak
laki-laki itu harus diutamakan dari anak perempuan,” tuturnya saat berbincang
secara eksklusif dengan Okezone di Kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat,
Jumat (21/12/2012).
Faktor ekonomi dan pendididkan yang rendah pun
sering menjadi pemicu lahirnya tindak kekerasan terhadap perempuan.
Asumsi-asumsi penyebab kekerasan terhadap perempuan ini pun melahirkan berbagai
solusi yang di tawarkan baik itu oleh pemerintah atau pun LSM-LSM perempuan.
Kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, kebebasan perempuan, keterlibatan
perempuan di ranah politik dan pemberdayaan ekonomi perempuan adalah konsep
yang sering di tawarkan pemangku kebijakan negeri ini untuk menuntaskan
permasalahan kekerasan terhadap perempuan. Apakah solusi-solusi ini akan
mengantarkan kepada penyelesaian masalah secara tuntas?atau malah menambah
permasalahan baru?
Akhirnya, kondisi tersebut mendorong Keputrian
DKM Universitas Padjadjarann menyelenggarakan acara Sehari Bersama Perempuan
2012 untuk mengangkat wacana “Ironi Kekerasan Terhadap Perempuan, Masihkah
Kebebasan Perempuan Menjadi Solusi?” dalam sebuah acara yang dikemas khusus
untuk muslimah. Acara yang akan diselenggarakan ini diharapkan dapat turut memberikan kontribusi
yang signifikan bagi kehidupan bermasyarakat. Selain itu, hal yang paling
mendasar ialah karena Islam sebagai pedoman hidup yang sempurna bagi manusia
memiliki solusi atas setiap persoalan hidup manusia, termasuk permasalahan
politik yang berkembang saat ini.
sabda Nabi SAW:
))إنما النساء شقائق الرجال ما أكرمهن إلا كريم وما أهانهن إلا لئيم((
“Perempuan adalah saudara kandung para lelaki,
tidak akan memuliakannya kecuali lelaki yang mulia dan tidak akan menghinakannya
kecuali lelaki yang hina.”
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan menggunakan bahasa yang sopan, jika tidak maka admin akan memasukkannya dalam kategori spam.