Pagi itu Resa sedang asyik menonton
kartun kesukaannya. Biasa, jika hari minggu tiba, sejak pagi hingga siang hari
gadis berumur 10 tahun itu sudah siap-siap di depan TV. Banyak sekali kartun
favoritnya yang akan tayang. Mulai dari Doraemon sampai Dragon Ball, semua ia
suka. Jika saluran yang satu sedang iklan, maka ia dengan cepat akan beralih ke
saluran yang lain untuk mencari kartun lainnya. Begitu seterusnya.
Namun, hari ini
sepertinya ia tak mungkin menonton sesukanya. Ada banyak sekali tugas rumah
yang menantinya. Menyapu rumah, menyapu halaman, mengepel lantai, membersihkan
kaca jendela, mencuci piring, menjemur baju dan membantu nenek memasak.
“Aduuhh, hampir
tiap hari beres-beres. Resa kan pengen istirahat, pengen nonton, hari ini kan
hari minggu, hari libur tahu!” Katanya dalam hati.
Memang, sejak
kelas empat SD dia pindah sekolah ke kampung untuk menemani neneknya. Di sana
ia hanya tinggal bersama nenek dan seorang pamannya. Akibatnya, sebagai seorang
gadis ia telah dibiasakan untuk membantu pekerjaan rumah terutama oleh pamannya
yang super galak.
Akhirnya Resa
pun bangkit dari duduknya. Walau sedikit kesal, tapi ia tetap melaksanakan
tugasnya. Rumah neneknya cukup luas, ada empat kamar tidur, satu ruang tamu dan
satu ruang TV, ditambah lagi satu dapur yang juga luas. Hanya sekedar menyapu,
mungkin ia mampu, tapi ketika sampai pada tugasnya mengepel lantai, rasanya
semua tulang punggungya remuk. Maklum, dia masih menggunakan kain pel biasa
yang tanpa tongkat, sehingga dia harus mengepel lantai dalam posisi jongkok.
Kondisi lantai yang sudah tua kadang membuatnya sedikit frustasi. Seringkali
masih terlihat kusam meski telah dipel berkali-kali.
Keadaan itu
terus berulang sepanjang hari, terutama di hari libur. Hampir pekerjaan rumah
dikerjakan olehnya. Wajar memang, neneknya sudah sangat tua, ditambah lagi
tangan kanannya yang telah mati akibat penyakit stroke yang menimpanya membuat sang nenek tak mampu berbuat banyak.
Mau tak mau Resa memang harus membantu neneknya. Sedangkan pamannya masih
terhitung seorang pemuda. Kerjaannya hanya bermain bersama teman-temannya.
Kalau pun pulang hanya untuk tidur, makan dan meminta uang.
Suatu hari, sang
nenek jatuh sakit. Bebannya semakin bertambah. Pekerjaan rumah, memasak,
mengurusi nenek, semua ia lakukan seorang diri. Cucian baju kian menumpuk. Baju
yang sebelumnya telah dijemur kian menggunung. Hampir setengah hari itu
waktunya habis untuk sekedar melipat baju. Sambil melipat baju, tak terasa air
matanya jatuh. Karena takut ketahuan nenek dan pamannya, ia tutup pintu
kamarnya. Ia terisak dalam keheningan. Tak ingin mengeluarkan suara tangis,
hanya mampu menahannya dalam dada.
“Mamah, Resa
ingin pulang.. Resa cape, tapi Resa juga kasihan sama nenek...” bisiknya.
Tiba-tiba, pintu
kamarnya terbuka. Untung saja ia sempat mengusap air matanya. Terlihat pamannya
menghampirinya.
“Resa,
lihat baju paman gak yang warna biru? Paman mau memakainya.” ujarnya.
“Yang
ini bukan, paman?” jawabnya.
“Iya
itu. Wah, kok lipatannya gini, sih! Ini salah, Resa. Harusnya begini, bajunya
digelarin, jangan dibagi dua, tapi lipat sedikit bagian kanan dan kirinya. Setelah itu baru dibagi dua
dari atas ke bawah. Kalau tangannya pendek, bagian tangannya dilipat lurus,
tapi kalo tangannya panjang, bagian tangannya dilipat miring ke bawah.” Panjang
lebar pamannya menjelaskan.
Dalam
hati Resa sedikit bersyukur, ternyata masih ada kebaikan yang ada pada pamannya
itu.
“Kok
malah ngelamun? Ayo ulangi lagi kerjaannya, biar rapi dan bagus!” Titahnya
membuyarkan lamunan Resa.
“Baru
aja dipuji sedikit, taunya galak lagi. Iiiih, paman jahat! Gak tau apa ngerjain
ini semua tuh cape! Coba deh rasain kerjain semuanya sendiri, tau rasa deh!”
Lagi-lagi dia hanya mampu mengomel dalam hati sambil cemberut.
Ujung-ujungnya
semua kerjaan telah selesai dikerjakan. Dia cukup bangga, ternyata hasilnya
melipat baju memang rapi.
Malam hari tiba,
ia tak lupa mempersiapkan keperluan sekolahnya. Dilihatnya jadwal pelajaran
esok hari. Matematika, Indonesia dan kesenian. PR matematika sudah selesai, itu
semua mudah bagi dia, dia memang ahli matematika. B. Indonesia tidak ada PR
minggu ini. Kesenian? Ia lupa, ternyata besok ada tes praktek melipat baju!
Langsung saja ia masukkan baju kaos dan kemeja tangan panjang yang gurunya
instruksikan untuk ia bawa ke dalam tas birunya. Dalam hati ia bersyukur, tadi
siang ia sudah berlatih melipat baju dari pamannya.
Malam berlalu,
pagi pun tiba. Subuh sekali ayam telah berkokok. Resa bangun dan kemudian
berjalan ke kamar mandi dengan sempoyongan. Lalu ia mandi dan kemudian sholat.
Ia sempatkan untuk membuka tirai jendela dan mematikan lampu yang tak dipakai
lagi. Waktu menunjukkan pukul 06.10 WIB. Ada waktu kurang lebih 20 menit
sebelum dia berangkat ke sekolah. Dibacanya lagi pelajaran yang diajarkan guru
sebelumnya.
“Resaa...a...a...a...”
temannya memanggil.
“Iya Leha,
bentar ya, aku pakai sepatu dulu.” Jawabnya sambil bergegas merapihkan tas
sekolahnya dan memakai sepatu satu-satunya.
Perjalanan dari
rumah ke sekolah memakan waktu 10 menit, kurang lebih ada sisa waktu 20 menit
menuju bel sekolah. Teman-teman sekelasnya ternyata sudah banyak yang datang
lebih dulu darinya. Kebanyakan dari mereka adalah murid perempuan. Mereka
terlihat sibuk berkelompok. Ternyata mereka sedang latihan cara melipat baju
yang baik. Ada yang terlihat pandai sekali, sehingga dia menjadi magnet
teman-teman lainnya, ada juga yang sama sekali tidak tahu. Mungkin ia tipikal
anak manja yang malas. Kembali ia bersyukur berada di keluarga yang memberikan
banyak pelajaran untuknya.
Teng...teng...teng...
Bel masuk
berbunyi. Semua murid berlari-lari merapihkan tempat duduknya. Pak Adi, guru
kesenian kelas IV seperti biasa datang tepat waktu. Guru berkumis tipis ini
tampak rapi dengan seragam dinasnya. Senyumnya selalu dipasang di depan
murid-murid kesayangannya.
“Assalamu’alaikum
anak-anak...” sapa beliau.
“Wa’alaikum
salam Pak Guru...” jawab mereka serempak.
“Ayo KM-nya
pimpin do’a dulu.” Ujarnya.
“Sebelum kita
belajar, mari kita berdo’a dulu. Berdo’a, mulai!” Teriak Ginta, ketua murid
kelas IV.
Semua murid
berdo’a dengan khusyuk. Setelah selesai, Pak Adi lalu mengabsen satu persatu
muridnya. Kemudian Pak Adi menjelaskan aturan main tes praktek melipat bajunya.
“Bapak akan
mengabsen satu persatu semua murid untuk maju ke depan meja guru sambil membawa
dua baju yang telah masing-masing siapkan. Komponen penilaiannya adalah
kerapihan dan ketepatan cara.” Jelasnya.
“Ada yang ingin
bertanya terlebih dahulu? Jika tidak, kita langsung mulai dari Leha.”
Panggilnya.
“Jajang.”
“Teguh.”
“Ajeng.”
“Resa.”
Akhirnya tiba
giliran Resa untuk maju. Dibawanya dua baju yang telah ia siapkan. Rasa gugup
sedikit menghampirinya. Tetapi, lambat laun semuanya bisa ia kendalikan.
“Hm..m..m.. ok,
bagus.” Komentar sang guru sambil mengangguk-angguk.
Setelah semua
murid selesai praktek, Pak Adi langsung mengumumkan nilainya. Mula-mula beliau
mengumumkan dua orang yang memiliki nilai terbaik.
“Mohon
perhatiannya anak-anak. Alhamdulillah praktek hari ini berjalan dengan lancar.
Bapak lihat, semuanya sudah cukup baik. Ada dua orang teman kalian yang nilanya
paling besar, yang pertama Teti dengan perolehan nilai 85, dan Resa dengan
perolehan nilai 90. Kedua-duanya sudah tepat dalam melipat dan juga rapi. Resa
lebih unggul dari pada Teti karena Resa tau perbedaan cara melipat tangan
panjang dan pendeknya. Ok, bapak rasa, hari ini cukup sekian ya!
Assalamu’alaikum.” Pamit Pak Adi.
“Wa’alaikum
salammmm...” jawab semua murid serentak.
“Alhamdulillah,
ternyata nasehat paman emang benar. Terima kasih ya Allah” bisiknya dalam hati.
Mulai saat itu,
Resa tak pernah mengeluh ketika mengerjakan tugas rumah. Beres-beres kini
menjadi kebiasaannya. Ia sadar bahwa tidak rugi ketika kita menjadi orang yang
rajin. Suatu saat nanti pasti akan ada hikmahnya. Apalagi Allah dan Rasulullah
menyukai keindahan, termasuk keindahan tempat tinggal kita, dan keindahan itu
akan didapatkan jika kita rajin menata dan merapihkan tempat tinggal kita.
by: Tresna Mustikasari
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan menggunakan bahasa yang sopan, jika tidak maka admin akan memasukkannya dalam kategori spam.