Baru-baru
ini khalayak tersentak dengan pemberitaan terbunuhnya seorang bayi berusia
lima bulan bernama Rasya Elfino
Azmi, oleh seorang babysitter. Dikatakan bahwa sang bayi tak
berhenti menangis lah yang menjadi pemicu naik pitamnya aksi sadis tersebut.
Sempat beredar kabar juga bahwa ada kemungkinan ada sesuatu yang menjadi latar
belakang penghilangan nyawa seorang bayi tak berdosa itu. Apapun alasan
pastinya, saya tak akan berkomentar lebih lanjut, hanya saja ada satu titik
tekan yang perlu kita perhatikan dari kasus ini.
Semua
orang mengakui bahwa salah satu kodrat wanita adalah melahirkan. Setelah
melahirka seorang perempuan akan dengan langsung bergelar “Ibu”. Tentu menjadi
seorang ibu yang sempurna tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan.
Butuh kerja yang keras untuk mampu berperan sebagai ibu yang bertanggung jawab,
istri yang baik sekaligus ibu rumah tangga yang tiada dua. Maka, sangatlah
heran ketika mendengar ada orang yang merendahkan dan menyepelekan tugas
seorang ibu rumah tangga.
Bisa kita
bayangkan, betapa besar peran seorang perempuan untuk keluarganya. Dia mampu
mensuport seorang suami dikala suami berada dalam keadaan banyak masalah. Dia
mampu menjadi pelepas lelah saat suami telah penat dalam bekerja. Dia mampu
menjadi penentu masa depan anak-anak dengan didikannya yang berkualitas.
Namun,
dewasa ini peranan seorang istri sekaligus seorang ibu sudah terdegradasi. Yang
seharusnya dapat memastikan anak dan suaminya, tapi sekarang banyak teralihkan
oleh kehidupan glamour dan bahkan banyak yang sibuk berkarier sampai melalaikan
kewajiban utamanya. Maka tidaklah heran banyak terjadi perselingkuhan. Mengapa?
Karena sang istri tak lagi mencurahkan perhatiannya pada suami, tapi beralih
pada pekerjaan atau hobi barunya. Tidak lah heran pula banyak anak bangsa yang
berlaku menyimpang, narkoba lah, seks bebas lah, dan banyak lagi yang lainnya.
Mengapa? Karena sang ibu tidak lagi mencurahkan kasih sayangnya dengan optimal kepada
anaknya, tapi dia lebih menyayangi karier dan hobinya.
Begitu
pula yang terjadi pada pembunuhan sang bayi tak berdosa tadi. Tidaklah akan
terjadi kalau saja sang ibu selalu mendampingi sang anak disetiap waktu. Tidak
akan terjadi ketika sang ibu pun selalu mengamati proses pertumbuhan anak.
Tidak akan terjadi ketika ibu mengawasinya setiap saat. Maka dari itu,
sangatlah penting kita ketahui bersama bahwa peranan ibu yang sesungguhnya
adalah menjadi seorang ibu rumah tangga yang bertanggung jawab terhadap suami
dan anak-anaknya. Jadi, tidak ada alasan lagi bagi para wanita untuk tidak
mengatakan bahwa “Aku adalah seorang ibu rumah tangga, dan aku bangga
karenanya”.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan menggunakan bahasa yang sopan, jika tidak maka admin akan memasukkannya dalam kategori spam.