Download Materi Kajian Islami

Friday, 8 February 2013

Akibat Fungsi Seorang Ibu yang Terdegradasi




                Baru-baru ini khalayak tersentak dengan pemberitaan terbunuhnya seorang bayi berusia lima bulan bernama  Rasya Elfino Azmi, oleh seorang babysitter. Dikatakan bahwa sang bayi tak berhenti menangis lah yang menjadi pemicu naik pitamnya aksi sadis tersebut. Sempat beredar kabar juga bahwa ada kemungkinan ada sesuatu yang menjadi latar belakang penghilangan nyawa seorang bayi tak berdosa itu. Apapun alasan pastinya, saya tak akan berkomentar lebih lanjut, hanya saja ada satu titik tekan yang perlu kita perhatikan dari kasus ini.
                Semua orang mengakui bahwa salah satu kodrat wanita adalah melahirkan. Setelah melahirka seorang perempuan akan dengan langsung bergelar “Ibu”. Tentu menjadi seorang ibu yang sempurna tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan. Butuh kerja yang keras untuk mampu berperan sebagai ibu yang bertanggung jawab, istri yang baik sekaligus ibu rumah tangga yang tiada dua. Maka, sangatlah heran ketika mendengar ada orang yang merendahkan dan menyepelekan tugas seorang ibu rumah tangga.
Bisa kita bayangkan, betapa besar peran seorang perempuan untuk keluarganya. Dia mampu mensuport seorang suami dikala suami berada dalam keadaan banyak masalah. Dia mampu menjadi pelepas lelah saat suami telah penat dalam bekerja. Dia mampu menjadi penentu masa depan anak-anak dengan didikannya yang berkualitas.
Namun, dewasa ini peranan seorang istri sekaligus seorang ibu sudah terdegradasi. Yang seharusnya dapat memastikan anak dan suaminya, tapi sekarang banyak teralihkan oleh kehidupan glamour dan bahkan banyak yang sibuk berkarier sampai melalaikan kewajiban utamanya. Maka tidaklah heran banyak terjadi perselingkuhan. Mengapa? Karena sang istri tak lagi mencurahkan perhatiannya pada suami, tapi beralih pada pekerjaan atau hobi barunya. Tidak lah heran pula banyak anak bangsa yang berlaku menyimpang, narkoba lah, seks bebas lah, dan banyak lagi yang lainnya. Mengapa? Karena sang ibu tidak lagi mencurahkan kasih sayangnya dengan optimal kepada anaknya, tapi dia lebih menyayangi karier dan hobinya.
Begitu pula yang terjadi pada pembunuhan sang bayi tak berdosa tadi. Tidaklah akan terjadi kalau saja sang ibu selalu mendampingi sang anak disetiap waktu. Tidak akan terjadi ketika sang ibu pun selalu mengamati proses pertumbuhan anak. Tidak akan terjadi ketika ibu mengawasinya setiap saat. Maka dari itu, sangatlah penting kita ketahui bersama bahwa peranan ibu yang sesungguhnya adalah menjadi seorang ibu rumah tangga yang bertanggung jawab terhadap suami dan anak-anaknya. Jadi, tidak ada alasan lagi bagi para wanita untuk tidak mengatakan bahwa “Aku adalah seorang ibu rumah tangga, dan aku bangga karenanya”.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan menggunakan bahasa yang sopan, jika tidak maka admin akan memasukkannya dalam kategori spam.

Anggaran IKN Melambung Tinggi: Untuk siapa?

              Meski banyak pro kontra sejak diwacanakannya, pemindahan ibu kota negara  Indonesia yang lebih dikenal sebagai Ibu Kota Nusant...