Hidup dalam suatu keluarga besar memberikan keuntungan tersendiri bagi saya. Salah satunya adalah dapat banyak mengambil hikmah dan pembelajaran dalam hal rumah tangga. Sebagai keponakan yang tergolong usia dewasa, sering kali dipercayai untuk mendengarkan keluhan rumah tangga masing-masing. Dan itu membuat saya semakin matang dalamhal pertimbangan menuju masa depan nanti.
Wajar dalam suatu rumah tangga terdapat konflik/keributan. Karena sejatinya meskipun telah terikat oleh perkawinan, sang suami dan istri tetap dua orang berbeda yang dalam beberapa hal memiliki pandangan yang tak sama. Hanya saja, perbedaan faham tersebut bisa dipersempit jika kedua orang tersebut memiliki standar hidup yang sama atau ideologi yang sama. Mungkin ketidak sefahaman yang terjadi hanya seputar masalah teknis saja.
Ada beberapa pelajaran penting yang saya dapat dari rumah tangga orang-orang disekeliling saya:
- Pentingnya komunikasi
- Pentingnya Saling Mempercayai
- Pentingnya Saling Memahami
- Yang paling utama, Satu Standar Hidup!
Dari semua permasalahan yang ada, menurut saya kuncinya cuma satu, yaitu standar hidup yang sama. Jelas sebagai seorang muslin kita harus menjadikan islam sebagai standar hidup kita. Dengan demikian, insya Allah akan lebih baik membina hubungan apapun, tidak hanya dalam rumah tangga, dalam persahabatan pun ketika standarnya sama dan sohih pasti akan lebih baik dan teratur. Tidak ada lagi cerita suami tak maksimal mencari kerja memberi nafkah untuk keluarga. Meski memang sekarang kita hidup di era kapitalisme yang mencekik rakyat, tapi tidak benar jika akhirnya melalaikan kewajiban untuk menafkahi keluarga. Tidak akan ada cerita istri mengumbar kekurangan suami, karena jika dia faham islam, dia akan menjaga aib suaminya, malah berupaya untuk sama-sama saling memperbaiki diri. Tidak akan ada lagi cerita suami melarang istrinya sibuk diluar untuk berdakwah, karena ia tahu dakwah adalah kewajiban, sama wajibnya ketika kita mendirikan sholat. Tidak ada lagi cerita istri terlelu sibuk diluar dengan dalih dakwah misalnya, karena ia tahu mengurusi keluarga adalah kewajibannya yang utama, sama wajibnya seperti berdakwah.
Itulah indahnya suatu hubungan yang dilandasi oleh standar hidup dan mafhum yang sama, cukup berikan satu dalil, tak ada alasan untuk tidak tunduk pada dalil itu..
wallahu 'alam bi ashowab...
wallahu 'alam bi ashowab...
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan menggunakan bahasa yang sopan, jika tidak maka admin akan memasukkannya dalam kategori spam.