Sang raja dangdut ternama berkata dalam lagunya, masa muda, masa
yang berapi-api. Adalah benar rupanya. Betapa tidak, dulu ketika saya masuk
sekolah menengah pertama (SMP), saya yang pendiam berubah menjadi aktivis
sejati. Bak pahlawan bertopeng di film Sinchan, saya berubah menjadi sosok
ditakuti di seantero sekolah karena menjadi penegak kebenaran. Tak takut dengan
ancaman senior-senior bergajulan yang hobinya membakar uang dengan menghisap daun
tembakau. Tak juga takut oleh cewek-cewek centil yang tak pernah lepas dari
berbagai rupa kosmetiknya. Rasa kasihan tak sedikit pun hinggap di hati meski
mereka yang terhakimi mendapatkan tamparan hebat guru di pipi. Tak ada rasa iba
yang menimpa diri bahkan ketika mereka dipaksa libur bersekolah.
Darah muda memang masa dimana semua hal pada dirinya muncul
bermekaran. Semangat, keberanian, kekuatan, dan tentunya cinta. Terlalu dini
memang mengatakan bahwa cinta itu muncul pada sosok remaja yang tak tahu
apa-apa. Gara-gara dapat sisa senyum manis senior aja udah dibilang cinta. Gara-gara
kena senggol dikit aja langsung cinta. Padahal mah, gak sengaja aja
kali. Gara-gara sering ketemu bareng di sekolah aja katanya cinta. Please deh,
yang namanya sesama anak sekolah emang pasti sering ketemu di sekolah, gimana ,
sih?! (sambil tepuk jidat =_= ). Emang dasar anak ABG (kamu
tahu kan ABG? Anak Baru Gede, atau Anak Bapak Gue, atau apalah sesuka kamu),
selalu dengan cepat menyimpulkan dan mengambil keputusan. Kan darah muda,
semangat terus tanpa henti.
Tapi ada juga, sih, yang katanya dia telah dengan hati-hati
mengatakan bahwa dia hanya sekedar kagum, bukan cinta. Cukup beralasan memang.
Siapa yang tidak kagum pada sesosok cewek atau cowok yang punya otak encer?
Selalu rengking kelas dan selalu dipuja guru. Siapa juga yang tak senang
melihat ikhwan-ikhwan atau akhwat-akhwat
sejati? Tidak pernah tertinggal sholat berjamaah, selalu baik hati,
tutur katanya lembut dan tingkah lakunya santun. Ada juga yang kagum dengan
sosok yang keren, jago basket, piawai bermain gitar, pandai berpuisi, selalu
juara lomba debat antar sekolah, dan banyak lagi.
Pertanyaannya adalah, apakah salah seorang muslim merasakan kagum
pada lawan jenisnya? Apakah salah seorang muslim menyimpan rasa pada lawan
jenisnya? Bukankah seorang muslim harus manjaga hati dan pandangannya? Bukankah
seorang muslim harus menuruti titah Tuhannya? Sedangkan Allah berkata, haram
hukumnya mendekati zinah, dan penyebab zinah salah satunya adalah cinta, dan
penghantar cinta salah satunya adalah rasa kagum.
Yapp! Memang benar
kawan, Allah sebagai Sang Pencipta telah memberikan seperangkat aturan lengkap
bagi hambanya. Termasuk dalam urusan cinta. Memang benar Allah memfirmankan
pada Rasull-Nya bahwa mendekati zinah itu haram, dan rasa cinta menjadi faktor
terbesar banyak orang melakukan perzinahanan, yaitu cinta yang tak halal, cinta
yang ilegal, itulah pacaran! Ingat, cinta yang I-L-E-G-A-L. Tapi, lain cerita
jika cinta itu legal dalam payung pernikahan yang telah disunahkan. Itu mejadi
ibadah yang begitu besar, bahkan dikatakan menggenapkan sebagian agama.
Masalahnya, bagaimana dengan para remaja yang belum siap melangkah
ke jenjang pernikahan? Bagaimana dengan para remaja yang belum saatnya
merasakan indahnya pernikahan? Lantas, apakah dia tak boleh jatuh cinta? Tak
boleh menyimpan rasa kagum? Jawabannya, boleh! Saya ulangi lagi, B-O-L-E-H!
Karena, rasa cinta juga kagum merupakan rasa yang diberikan oleh Allah kepada
manusia secara alamiah. Itulah salah satu naluri yang ada pada manusia. Bukankah
Fatimah Azzahra, putri tercinta Rasulullah dan Ali bin Abi Thalib pun demikian?
Mereka saling mengagumi sebelum janji suci pernikahan diucapkan. Cinta dalam
diam, itulah yang harus dilakukan. Menyimpan setiap rasa yang ada, hanya engkau
dan Allah lah yang tahu.
Tapi ingat ya, cinta dalam diam bukan berarti menjadi alasan kamu
bisa memberinya sinyal cinta. Berpakaian elok untuk mengundang perhatiannya.
Bersikap baik untuk mendapat simpatinya. CPCP, curi pandang, cari perhatian.
Tidak juga stalking-stalking tentang dirinya. Melihat status ter-update-nya,
membaca tulisan terbarunya, me-like semua postingannya. Jika itu yang
terjadi, jangan tanyakan kepada Allah mengapa kamu selalu dilanda resah dan
gelisah. Gundah gulana membuncah tiada terkira. Cukuplah berdoa pada Sang
Pemberi Cinta agar kau selalu dijalan-Nya. Sibukkan diri dengan aktivitas
berpahala adalah sikap terbaiknya.
Wallohu’alambi ashowab.. []
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan menggunakan bahasa yang sopan, jika tidak maka admin akan memasukkannya dalam kategori spam.