Pernah nonton gak cerita-cerita
orang yang lagi di luar angkasa, atau kisah-kisah astronot? Itu loh kondisi
astronot yang melayang-layang di kapal luar angasanya? Ternyata di dalam
Al-qur’an juga terdapat isyarat yang boleh jadi menunjukkan adanya keadaan
tanpa bobot dan kondisi umum seseorang atau benda yang berada di angkasa luar
di atas atmosfer bumi. Hal ini misalnya, dapat kita baca dalam surah Al-Hajj
berikut:
Barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah
jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan oleh angin
ke tempat yang jauh. (QS Al-Hajj [22]: 31)
Selain itu di dalam Al-Qur’an
juga terdapat ayat yang menceritakan kondisi seseorang yang sedang mendaki dan
mengalami kesulitan bernafas (karena tipisnya oksigen di udara) digambarkan Allah
dalam firman-Nya:
… Dan barang diapa
dikehendaki Allah kesesatannya, niscahya Allah menjadikan dadanya sesak lagi
sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan
siksa kepada orang yang tidak beriman. (QS Al-An’am [6]: 125)
Secara teori sains ini dapat
dibuktikan. Pertama, orang yang berada dalam satelit yang sedang
mengorbit atau berada dalam pesawat angkasa yang tidak bergerak akan mengalami
keadaan tanpa bobot. Dalam keaadaan itu, orang tidak tertarik ke bawah, ke
sisi, atau ke atas, tetapi melayang di dalam pesawat. Penyebab dari keadaan ini
bukan kegagalan gaya gravitasi untuk menarik tubuh, melainkan karena gravitasi
dari benda angkasa berdekatan masih aktif. Namun, gravitasi akan diimbangi oleh
gaya sentrifugal dari lintasan orbital yang bekerja terhadap pesawat dan
terhadap orang pada saat yang bersamaan, karena itu keduanya akan ditarik oleh
gaya percepatan yang tepat sama besarnya dan dengan arah yang sama. Karena
alasan itu, orang tidak tertarik ke salah satu sisi dari pesawat angkasa. Kedua,
Jika h (ketinggian) semakin besar maka P (tekanan) semakin rendah pula (dan
berlaku sebaliknya) oksigen (gas), pada tempat tinggi , yang tekanannya rendah
tentunya akan membuat kadar oksigen digunung tipis, akibatnya jika ada orang
yang mendaki gunung maka akan mengalami lemas sesaat, karena afinitas darah
terhadap O2 berkurang saat kita mendaki gunung..
Sumber:
Ensiklopedia
Ilmu dalam Al-Qur’an : Afzalur Rahman