Download Materi Kajian Islami

Wednesday, 26 June 2013

Everyday is PE DE Day!


Waah, setelah selesai UAS, rindu rasanya untuk menulis kembali. Meski sebenarnya banyak ide-ide berkeliaran dalam otak, tapi kali ini saya hanya akan kembali membuat resume dari bucil karya Izzatul Jannah yang pernah saya baca dulu. Setelah sebelumnya teman-teman diberikan resume tentang Easy Goinger dan The Winner or The Loser, dan saatnya sekarang ditempa oleh sebuah ulasan tentang bagaimana menjadikan dirimu sesosok orang yang selalu pe-de setiap hari..
1. What is PD?
PD merupakan kependekan dari percaya diri. Penulis mengatakan bahwa, semakin tinggi iman seseorang, semakin tinggi pula tingkat kepercaya diriannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Fushilat ayat 30 yang artinya:

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu." 

Jadi, sesuai ayat tersebut dapat diambil sedikit kesimpulan bahwa, kita akan senantiasa percaya diri ketika kita berpegang teguh pada aturan yang Allah berikan. Gimana mau gak pe-de, orang kita pakai aturan dari Sang Maha Pencipta yang jelas mustahil aturan tersebut salah. :)

Dr. Akrim Ridha dalam bukunya, Menjadi Pribadi Sukses mengatakan: "Kepercayaan kepada diri sendiri (al tsiqoh bi al nafs) adalah sumber potensi utama seseorang dalam hidupnya. Jika seseorang sudah tidak lagi percaya diri (al iman bi dzatihi), maka hilanglah seluruh sumber potensi diri mereka."

Orang yang pe-de adalah orang yang tahu kemampuan dirinya, dia bergerak karena keimanan yang ia miliki. Oleh karenanya ia akan memposisikan dirinya sesuai kemampuannya.

"Memang pe-de jadi orang penting, tapi lebih penting jadi orang pe-de"

2. Percaya Diri = Banyak Peluang
Menurut Paul Q. Stoltz, kepercayaan diri dapat menghasilkan tiga cara pandang seseorang ketika memandang persoalan. 

a. Mereka yang berhenti (Quitters)
Mereka adalah orang yang tidak percaya diri, memilih untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur, dan berhenti ketika menemukan persoalan hidup atau suatu yang tidak diharapkan.

Performance Quitters:
- Menunda kepuasan: pemarah, frustasi dan menyalahkan orang lain atas pilihan-pilihan yang mereka pilih sendiri. Dengan kata lain mereka selalu mencari kambing hitam dari segala kegagalan yang mereka lakukan. Ingat, definisi kegagalan yang saya maksud seperti yang saya ceritakan sebelumnya: baca di sisni

- Mereka terbiasa mengatakan "Seandainya.." 
John Greenleaf Whittier mengatakan: Dari semua kata sedih yang terucap atau tertulis, kata-kata paling menyedihkan adalah kata "Seandainya dulu.."
Bahkan Rasulullah pun bersabda:
"Bersungguh-sungguhlah kamu untuk mendapatkan sesuatu yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan Allah dan jangan lemah. Dan jika sesuatu musibah menimpamu janganlah kamu katakan, "Seandainya". Aku melakukan sesuatu pasti dulu begini dan begitu, tetapi katakanlah ia adalah takdir Allah dan apa yang Allah kehendaki pasti terjadi karena sesungguhnya kata "Seandainya" akan membuka aktivitas setan".

b. Mereka yang berkemah (Campers)
Yaitu mereka yang cepat puas dengan pencpaian yang mereka raih, padahal mereka mampu lebih dari itu.

Performance Campers:
- Mereka selalu berkata "ini sudah cukup baik"
- Merasa senang dengan ilmunya sendiri tentang "apa yang sudah ada"
- Mengorbankan kemungkinan untuk melihat atau mengalami "apa yang masih mungkin terjadi"

c. Para pendaki (Climbers)
Yaitu mereka yang seumur hidupnya terus hidup untuk membaktikan dirinya pada "pendakian" tanpa menghiraukan latar belakang, keuntungan, atau kerugian, nasib buruk, maupun nasib baik, dia terus mendaki. Tentu dia mendaki setelah memiliki petunjuk yang pasti, dari siapa lagi jika bukan dari Allah Sang Pemberi Petunjuk.

Performance Climbers:
- Selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan
- Sangat bergairah dalam menghadapi tantangan-tantangan yang terjadi
- Selalu mengingat-ingat semua "kekuatan" yang diperolehnya saat perjalanan
- Tidak ada kata "berhenti" dan "menyerah" dalam kamus hidupnya
- keyakinan mereka begitu besar

3. Performance si PD
a. Berani tampil beda
Si PD adalah seseorang yang hampir pasti memahami dirinya sendiri, lebih baik dari pada orang lain. Tapi jelas, lagi-lagi kita berani beda atas dasar tuntutan hukum syara' juga

b. Berani menerima tantangan
Henny Ford mengatakan:
"Anyone who stops learning is old, whether at twenty or eight. Anyone who keeps learning stays young. The greatets thing in life is keep your mind young"

berani menerima tantangan = berani belajar suatu hal yang baru

c. Asertif
Asertif berarti tegas, punya pendapat yang argumentatif, serta berani berkata tidak.

d. Mandiri
Seorang yang PD adalah seorang yang mandiri. Ia percaya pada kemampuan dan kekuatan dirinya dalam mengatasi permasalahan.

4. Mengapa ada yang PD ada yang tidak?
Konsep diri adalah gagasan tentang diri, yang terdiri dari bagaimana kita melihat gambaran diri sendiri, bagaimna kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia tertentu yang kita harapkan.
Orang-orang yang berperan dalam menentukan konsep diri kita adalah:
a. Orang tua dan orang lain yang berperan sebagia orang tua
b. Saudara kandung
c. Sekolah
d. Teman sebaya
e. Masyarakat
f. Pengalaman

5. How to be PD?
a. Belajar tentang islam lebih serius
b. Berpikir positif --> you will become whatever you consistenly think about yourself
Cara untuk berfikir positif:
- Jujur pada diri sendiri
- Sadar akan keunikan diri sendiri
- Menyadari bahwa hidup ini menyenangkan dan diciptakan banyak peluang bagi seluruh makhluk Allah.

Its about believing, it is in our mind!

c. Jadilah sahabat bagi dirimu
If you don't prize yourself, who will? If you don't think well of yourself why would anyone else?
Caranya:
- buat daftar keberhasilan
- bersikap optimis
- berubah sikap terhadap kegagalan, "No pain, no gain"
- tidak lagi melihat kegagalan

6. Ketika si PD Jadi Gak PD?
a. Merasa bersalah
Janganlah kita terlalu larut dalam kesalahan yang kita buat, sehingga kita terus merasa bersalah dan gak move on. Allah berfirman dalam surat Al-Muthafifin ayat 14 yang artinya:

"Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang mereka udahakan itu menutup hati mereka"

b. Tidak siap 
Makanya, dalam melakukan segala sesuatu itu perlu diperhatikan persiapannya. Harus matang!

c. Sama sekali tidak mengenal medan
Ini juga tak kalah penting dengan persiapan. Bahkan justru sebelum persipan kita harus tau dulu medan kita seperti apa agar persiapannya sesuai.

7. Tips 'n Trik for PD
a. Menerima takdir dengan jiwa besar
b. Berani membuat kesalahan untuk kemudian memperbaikinya. Tentu kesalahan disini adalah kesalahan yang tidak melanggar syara'
Thomas Alva Edison berkata:
"Sesungguhnya aku tidak gagal, melainkan telah menemukan beribu-ribu cara yang salah untuk membuat bola lampu"

c. Berani belajar
d. Siap menerima kesalahan
e.  Menyukai tantangan

Itulah sekelumit catatan yang saya buat tentang "Pe-De". Semoga bermanfaat.. :)

Friday, 21 June 2013

Impian yang Tertunda


Tempo hari saya tak sengaja melihat sebuah iklan Einstein Speedy, program dari speedy yang bertujuan mencari tiga unggulan fisika untuk dapat bergabung dengan lima finalis lain dari Surya Institut dan mewakili bangsa ini ke pagelaran Asean Physic Olympiade. Tak terasa air mata menetes begitu saja. Saya merasa bangga tercampur iri. Bangga atas prestasi anak bangsa, terutama di bidang fisika, yang bahkan tidak jarang mengantongi mendali emas di ajang tingkat internasional. Iri karena saya sendiri tidak mampu mewujudkan impian saya [dulu] untuk dapat bergabung menjadi bagian dari mereka .

Saya dulu tak pantang menyerah. Meski tak tercapai oleh diri sendiri, tapi saya bertekad untuk dapat menjadi seorang guru yang nanti akan meloloskan muridnya mencapai olimpiade fisika sekurang-kurangnya tingkat nasional. Itukah obsesi? Mungkin ya, mungkin juga tidak. Yang jelas, niat saya tulus murni ingin memajukan pendidikan bangsa. Atau setidaknya, ketika saya tak mampu menjadi tenaga pendidik, saya masih memiliki harapan dari anak saya kelak [insya Allah jika Allah mempercayakan kepada saya untuk memiliki anak]. 

Mengingat salah satu fungsi ibu yang utama adalah sebagai madrosatul ula, pendidik pertama, maka sungguh besar tanggung jawab kita sebagai seorang ibu kelak. Nasib baik buruk anak kita ditentukan dari bagaimana didikan kita terhadap mereka. Lihatlah Imam Syafi'i, dibalik kecerdasannya, ada seorang ibu yang begitu tegar menyemangati dan mendidiknya. Pasti, dibalik siapapun orang yang luar biasa, selalu ada wanita yang tak kalah luar biasa dibelakangnya. Maka, itu pula yang sekarang harus kita siapkan [bagi yang belum berkesempatan menggenapkan setengah agamanya] untuk menjadikan diri kita sebagai sesosok perempuan dan seorang ibu yang cerdas, kuat, dan penuh semangat. Dengan demikian, setidaknya kita mampu membentengi anak-anak kita dari kejamnya dunia kapitalis yang terus merusak moral anak. Jangan lelah menuntut ilmu, meski banyak orang bilang "setinggi apapun pendidikan perempuan, ujung-ujungnya dapur, sumur, kasur juga", tapi toh ilmu kita bisa kita transfer untuk anak kita nanti. Sehingga, bukan hal yang tak mungkin kita dapat mewujudkan impian kita dahulu dari anak kita. Ya tentu bukan atas dasar paksaan, tapi dengan pemahaman. 

Semoga kelak saya dapat menjadi seorang ibu yang luar biasa, sehingga mampu mencetak generasi islam yang polymath. Tak hanya ahli ibadah, ahli perjuangan, namun juga ahli ilmu dunia. Tentu, perlu upaya dan pengorbanan besar untuk dapat mewujudkannya. Do'a, Usaha, Ihtiar dan Tawakal adalah kuncinya. Semoga impian tertunda ini akan mampu terwujud lewat anak saya kelak, baik anak didik maupun anak kandung. Amiin ya Rabb..

Monday, 17 June 2013

Me-Refresh Bucil "Easy Going, No Way!"






Tulisan ini didedikasikan untuk hari pertama UAS saya yang kelabu.  Kok bangga ya UASnya fail? Bukan bangga, tapi hanya ingin berbagi cerita, barangkali bisa diambil hikmahnya. Atas kecerobohan dan kesalahan saya pribadi, UAS di hari pertama berjalan lancar menuju kegagalan. Berawal dari kemalasan belajar diperlengkap dengan ingatan yang salah mengenai jadwal UAS yang seharusnya jam 8 tapi muncul di ingatan jam 10. Dan sayangnya saya baru tersadar akan kekeliruan saya setelah setengah jam berlalu. Itu pun karena ada teman yang sms [thanks a lot my friend]. Kira-kira tiba di ruang ujian dengan sisa waktu 60 menit. Hahaha, dramatis sekali.

Its Ok, tak masalah. Dalam waktu yang singkat itu saya hanya mampu mengisi sebagian saja, itu pun tak selesai. Maklum, saya belajar di kost untuk menurunkan rumus dengan soal yang sama butuh lembar jawaban yang banyak, 2 lembar alias 4 halaman! Bayangkan! (o_o) Tapi saya tetap mencoba untuk ber-positif thinking. Mengingat usaha saya di UTS terbilang gemilang, dan tugas-tugas saya tak ada aral melintang. Bahkan bisa dibilang saya egois, tak memberikan kesempatan pada orang lain membuat tugas. Atau apa mungkin lebih tepatnya orang lain tak mau peduli dengan tugas kelompoknya? Ya sudah, apa pun itu yang jelas saya sudah memberikan yang terbaik bagi tugas-tugasnya. Terlebih dosen mata kuliah ini adalah wali dosen saya sendiri. Semoga beliau dapat memaklumi. Syukur-syukur dapat kesempatan remidi, apa lagi kalau bapak terlampau baik hati, nilai bagus tanpa ujian diperbaiki. Xixixixix :P [keinginan hati]

Mengingat pemaparan masalah di atas [hehehe, kayak makalah aja kata-katanya, #efek angkatan tua yang mikirin TA], terbitlah tulisan ini. Sesuai dengan judul, tulisan ini bertujuan untuk merefresh kembali sebuah bucil yang pernah saya baca sewaktu duduk di bangku putih abu-abu. Sebenarnya sebelumnya saya pun pernah menulis mengenai diri sendiri yang menjadi faktor terbesar kegagalan diri [baca disini] serta mengenai Easy Goinger [baca disini]. Memang benar apa kata Ust. Felix Siauw, untuk menjadi habits perlu repetition dan  practice. Jadi, untuk mengingat teori pun tak cukup hanya membaca sekali, tapi perlu berulang kali. Dalam resume bucil dari Izzatul Jannah ini, teman-teman akan dapat membuat hidup lebih terencana. Menagapa kita harus merencanakan hidup kita? Ingat aja kata Hasan Al Bana, kewajibanmu lebih banyak dari waktu yang tersedia. So, tata hidupmu agar lebih bermakna.

1. Easy Gong Is..
Easy going berarti suka menggampangkan alias nggak mau repot. Pokoknya hidup itu santailah, gak perlu dibikin sulit. Kalau kata Ust. Felix [lagi-lagi mengutip kata beliau :P] kumaha engke, lain engke kumaha. Artinya gimana nanti, bukan nanti gimana. Jadi, dia berpikir bahwa hidup itu mengalir bagaikan air, gak bisa diapa-apain. Padahal itu salah besar!

2. Ciri-Ciri Easy Goinger
Sebelum masuk pada ciri-ciri easy goinger, coba telaah dulu nih kata-kata fisikawan yang satu ini [kalo kata dosen saya sih dia pemulung yang ulung. heheh kenapa pemulung? Karena rumus-rumus yang dia temukan atas ramuan dari rumus yang ada sebelumnya, kalo gak salah rumus dari Faraday, Ampere dan Gauss]
John Maxwell:
“Hard work is the accumulation of easy things you didn’t do when you should have”
-kerja keras adalah kumpulan dari hal-hal mudah yang tidak kau kerjakan saat seharusnya kau kerjakan-
Kata-kata itu juga yang sering dosen elektronika saya ucapkan di perkuliahan. Emang bener sih. Makanya ketika UTS/UAS kita merasa kesulitan patut dipertanyakan, habis belajar di kelas buku materinya langsung diulang dipelajari atau ditumpuk nunggu ujian? [jawab sendiri :P]

Apa aja sih performance dari Easy Goinger?
a. Suka menunda pekerjaan
Padahal Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia merugi dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka ia bodoh”

Diperlengkap sama pribahasa yang mengatakan: “The past is dead, the future is imaginary, happiness can only be in the eternal now moment” –masa lalu itu sudah tidak berlalu (mati), masa mendatang masih dalam angan-angan, sedangkan hanya pada masa sekarang itulah kebahagiaan akan didapatkan-

So, jika kita bisa MELAKUKANNYA sekarang, mengapa harus MENUNDANYA besok???

b. Ogah Disiplin
Disiplin itu dalam bahasa Yunani artinya menggenggam erat, kalo dalam bahasa Arab artinya aturan. Ya bisa disimpulkan disiplin itu mengenggam erat, komitmen, dan konsisten pada aturan yang telah ditetapkan. Kalo kata seseorang sih “Disiplin itu beratnya berons-ons, tapi penyesalan beratnya berton-ton”. Hayo mau pilih yang mana? Menanggung berat dalam satuan ons atau ton? [jawab sendiri :P]

Allah pun berfirman dalam surat Ad-Dukhan ayat 13:
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata : Rabb kami adalah Allah kemudian mereka istiqomah, maka tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak pula berduka cita”
Istiqomah == konsisten

Kata John Maxwell [lagi :P]:
“Disiplin berarti sebuah pilihan dalam hidup, untuk memperoleh sesuatu yang kadang kita inginkan, dengan melakukan sesuatu yang kadang tidak kita inginkan”

artinya, disiplin itu sulit, tapi mungkin untuk dilakukan. --> cara berpikir the winner, masih ingat kan? kalo lupa baca lagi ja disini

c. Malas Mengembangkan Keterampilan
Kita adalah apa yang kita kerjakan berulang-ulang. Kalo ingin lebih jelas baca buku How to Master Your Habits karya Ust. Felix Siauw. Makanya aneh ketika kita menginginkan sesuatu, misal ingin jadi penulis, tapi sehari-harinya jarang bikin tulisan. Atau misal kita ingin menjadi peneliti di bidang nuklir, tapi buat baca materi tentang nuklir ja ogah, dan sebagainya. Ingat, kita bisa karena biasa!

Kalo kata Mr. Stephen R. Copey:
“Kebiasaan (habit) adalah titik temu dari pengetahuan (knowlage), keterampilan (skill), dan keinginan (desaire). Pengetahuan adalah apa dan mengapa harus dilakukan, sedangkan keterampilan adalah bagaimana melakukannya, dan keinginan adalah kemauan untuk melakukannya.”

d. Tidak memahami prioritas
Prioritas adalah mendahulukan yang utama. Jelas sebagai seorang muslim sudut pandang prioritasnya adalah hukum syara’, wajib, sunah, mubah, makruh, haram. Biasanya kalau menyangkut kebutuhan hidup, patokannya adalah primer, skunder, dan tersier.

3. Bagaimana Menjadi by Planner?
a. Punya visi-misi dalam hidup
Itu merupakan upaya untuk berikhtiar mengusahakan agar hidup kita menjadi lebih berkualitas, bermutu, dan berprestasi hingga akhir hayat. Tentunya target yang kita buat harus targetan yang terukur dan mampu dicapai. Dan jelas juga harus ada usaha untuk mencapainya, tidak hanya ditulis saja.
Berikut contoh target kecil saya sewaktu SMA:
Jangka Pendek: Rangking 1 di kelas, atau paling tidak rangking 2. Masuk tiga besar juara umum --> setengahnya tercapai
Jangka Menengah: Prestasi selalu meningkat sehingga diterima PMDK/SNMPTN --> melebihi target :D
Jangka Panjang: Bisa kuliah di jurusan sains khususnya Matematika. Menjadi guru MTK yang berkualitas dan dapat merasakan pendidikan di luar negeri, khususnya Jerman --> sedang dalam pencapaian. Dan saya rasa sekarang ada kenaikan penargetan. 

Allah berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang dipersiapkan untuk hari esok dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (TQS. Al-Hisyr: 18)

b. Tentukan sasaran kita
Step one: hitunglah biayanya
Step two: Tuliskan
Step three: Laksanakan --> Take it or live it!
Step four: Gunakan momentum yang tepat
Step five: Ikat dirimu dengan orang lain yang shalih
Kenapa butuh orang lain? “No matter how intelligent and talented you are, you can’t do it by yourself alone.” --> Harvey Mckay
Menjalin hubungan dengan orang lain adalah cerdas untuk menjadi orang cerdas, sebab kita tidak bisa hidup sendirian.
Tak ada nanti, tak ada esok hari, yang ada hanya hari ini: Untuk apa kita ada??

c. Mengatur prioritas hidup

4. Wise Man Saya
Jangan tunda sampau besok, apa yang bisa kita kerjakan lusa!

Sesungguhnya dibalik kesukaran ada kemudahan (Al-Insyiroh:6)

Permulaan adalah separuh dari segala amalperbuatan, so MULAILAH!

Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti akan mati.
Cintai siapa saja yang kamu sayangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya.
Lakukan apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu akan memperoleh balasannya.


-THE END-

Semoga kegagalan ini awal dari kesuksesan. So berjuanglah!

Sunday, 9 June 2013

Sukses Dunia dan Akhirat


Jangan ciut hati di hadapan cobaan!
Karena cobaan dapat menempa kedewasaan,
menggugah akal dan membakar semangat.

Seorang yang sukses, akalnya tidak akan kalah dihadapan nafsunya,
kesabarannya tidak akan kalah dihadapan kelemahannya,
tidak diremehkan oleh keinginan-keinginannya,
dan tidak disibukkan oleh hal-hal yang remeh.

Orang malas akan tertinggal
Orang bingung akan tertidur
Orang yang kosong akan menganggur
Orang yang banyak angan tidak akan dapat apa-apa

Tidak akan jatuh miskin orang yang hemat
Tidak akan gagal orang yang giat
Barang siapa belajar agama sewaktu muda,
kemuliaan akan menyertainya


Dikutip dari buku "Rahasia Sukses Orang-Orang Besar" karya DR. Aidh al-Qarni



Thursday, 6 June 2013

The Winner or The Loser


Berikut ini adalah resume dari bucil "The Winner or The Loser" karya Izzatul Jannah yang sempat saya abadikan di catatan pribadi saya. Bucil ini saya baca ketika saya masih duduk di bangku SMA, tiga tahun yang lalu. Subhanallah, walaupun bukunya kecil, tapi isinya luar biasa. Semoga bisa berbagi manfaat dengan pembaca semuanya yang belum sempat membaca bucil tersebut.

1. Berlomba dalam Kebaikan Itu Wajib, lho!

"Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepada-Nya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam) kebaikan. Dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(TQS. Al-Baqarah: 138)

"Dia yang menjadikan kematian dan kehidupan agar Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya" (TQS. Al-Mulk: 2)

"Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu, dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh" (TQS. Al-Ahjab: 72)

"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab sesungguhnya kami adalah orang yang mengadakan perbaikan" (TQS. Al-Baqarah: 11)

Nyadar atau enggak, kita bisa berada di dunia atas hasil seleksi yang sangat ketat. Dari jutaan sel sperma ayah kita, hanya satu sperma saja yang berhasil mencapai sel telur dan menjadi diri kita. Jadi, sejak kita diciptakan pun Allah sudah sangat ketat menyeleksi kita. Sudah sangat jelas setiap orang yang terlahir ke dunia merupakan orang yang kuat dan terpilih. Kita adalah orang yang spesial dan pemenang.

Lantas untuk apa Allah menyeleksi kita lewat suatu ujian, tantangan dan hambatan? Ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Mulk ayat 2 di atas bahwa Allah sengaja menguji dan menyeleksi kita untuk mengetahui siapa diantara kita yang paling baik amalnya dan berhak mendapatkan reward terpenting di akhirat nanti, yaitu surga. Namun sayangnya, kebanyakan di bumi ini manusia akhirnya tidak mengemban amanah berat menjadi kholifah di muka bumi dengan sempurna, kebanyakan mereka mengadakan kerusakan lewat tangan-tangannya. 

3. Tujuh Ciri Pemenang!
1). Berpikir positif, optimis, dan tidak takut celaan orang yang suka mencela.
2). Berpikir besar
3). Berani gagal dan berani salah
"Apabila kamu tidak pernah berbuat salah (dosa), maka Allah tabaroka wata'ala akan menciptakan makhluk lain yang dibuat-Nya berdosa kemudian ia bertaubat dan Allah mengampuni mereka" (H.R. Muslim)

Tapi bukan berarti hadits di atas menjadi legitimasi kita untuk melakukan dosa/pelanggaran hukum syara', tapi semata-mata hadits tersebut menunjukkan bahwa memang manusia bukanlah seorang malaikat yang harus selalu benar, manusia juga bukan pula syaitan yang selalu salah. Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah dengan penuh kekhilafan, dan Allah sangat senang ketika manusia berbuat kesalahan, justru dia tidak akhirnya terus-terusan down atau bahkan berkata "ini sudah terlanjur", tapi Allah menginginkan kita untuk bertaubat.

4). Tahan Banting
"Do not fear winds of adversity. Remember: a kite rises against the wind rather than with it." Hamilton Mabie

Kesuksesan memang tidak mudah, semakin tinggi kesuksesan kita maka cobaan dan tantangannya semakin banyak. Semakin berkualitas seseorang maka ujian, cobaan, fitnah dan tantangannya juga semakin berat. Iarat kata, semakin tinggi pohon menjulang, semakin kencang angin menerpanya.

"Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) dan bersabar di antara kamu dan agar Kami menyatakan (baik-buruknya) hal ihwalmu" (TQS. Muhammad: 31)

"Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah azza wa jalla bila mencintai suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah." (H.R. Attirmidzi)

Paul J. Mayer mengatakan "90 % orang-orang yang gagal sebelumnya belum tentu gagal, hanya saja mereka cepat menyerah (tidak sabar), tidak tahan banting".

Tahukah teman? Thomas Alfa Edison saja memerlukan eksperimen berratus kali sampai ia menemukan lampu yang dapat kita nikmati sekarang.

5). Selalu mempersiapkan diri dengan optimal
Kata ulama Salaf "Kalau Engkau mempunyai gagasan, sebaiknya Engkau juga memiliki kehendak." Artinya kita tidak hanya mahir mengkonsep saja, tapi juga harus dilaksanakan. Take Action. Ya tentunya ketika kita menginginkan hasil yang luar biasa, tentu usaha dan pengorbanan yang harus kita keluarkan pun tidak sedikit.

6). Tidak meremehkan orang lain
Janganlah kalian merendahkan orang yang berada di bawahmu, karena pada segala sesuatu terdapat keistimewaan.

7). Resilient, Elastis, dan pintar menyesuaikan diri.

4. The Winner Always Do It!
1). Ma'rifatul Maidan => mengenal medan. Jelas ketika kita menginginkan menang dalam suatu hal, kita harus mengetahui dan mengenal medan yang kita hadapi. Teringat perkataan Sun Tzu, The Art of War, yang pernah saya baca dalam suatu buku. "Orang yang tidak mengenal dirinya akan kalah di semua pertempuran. Mereka yang mengenal dirinya tapi tidak mengenal lawannya akan memenangkan satu di antara dua pertempuran. Mereka yang mengenal kekuatan diri dan lawannya akan memenangkan semua pertempuran". So, kenalilah lingkungan mu agar mampu menaklukannya!

2). Perencanaan Efektif => merencanakan adalah bagian dari aktifitas. Dalam konteks ini saya seringkali mengalami pengalaman langsung bagaimana rasanya melakukan sesuatu tanpa perencanaan. Rasanya seperti kita tak melakukan apapun, tak tentu arah, tak jelas apa yang dilakukan. Maka, selayaknya kita pun memiliki perencaan yang matang dari setiap kegiatan yang kita lakukan.

3). Working Smart => bekerja dengan cerdas berarti bekerja efektif dan efisien. Ingat kata Hasan Al Bana "Kewajiban kita lebih banyak daripada waktu yang tersedia".

4). Mengubah Kesulitan Menjadi Peluang
Napoleon Hill : "Adversity? It's a tonic not a stumbling block! Ever adversity carries the of an equal or greater benefit."

Rasulullah bersabda:
"Sungguh ajaib seorang mukmin ini, jika ia ditimpa kesulitan ia bersabar (terus menerus berusaha mengatasi kesulitannya dengan kreativitas diri), dan ketika ia dikaruniai kenikmatan ia bersyukur."

"Barang siapa bersyukur maka akan Aku tambahkan nikmatnya dan barangsiapa kufur maka azab-Ku sangat pedih" (TQS. Ibrahim: 7)

5. Jadi Pemenang, How?
1). Kenali Potensi Diri dan Temukan
Sesungguhnya Allah tidak melihat pada wajah dan bentuk tubuhmu. Kita harus memliki self esteem. Apa itu? Yaitu seberapa besar kita memiliki penghargaan yang baik , menilai dan menghormati diri kita sendiri.
Kata Mack R. Douglas dalam bukunya How to Win High Self Esteem mengatakan ada enam sebab yang menyebabkan kita memiliki self esteem yang rendah, antara lain sbb:
- Citra tubuh yang negatif
- Kritik orangtua yang berlebihan
- Kritik terhadap diri sendiri yang berlebihan
- Pembanding kronis
- Dituntut sempurna
- Perasaan tidak berdaya

Tapi kita juga harus ingat, no bodies perfect, right? Always see the bright side. And always remembar that you will became whatever you consistenly think about your self. Norman Vincent Peale said "You can if you think you can".

2). Berjamaah dalam ide, dalam amal, dan dalam seluruh aspek kehidupan.
Rasulullah bersabda:
"Seseorang menjadi kuat karena banyak kawannya" (H.R Ibnu Abi Addunia dan Asysyihaab)

"Kekuatan (tangan) seseorang disertakan pada jamaah, barang siapa menyimpang (seorang atau memisahkan diri) maka dia menuju neraka" (H.R. Tirmidzi)

3). Lakukan sesutu dengan kreatifitas
4). Lakukan personal selling
5). Menerima kritik dengan lapang dada
"Apabila ia melihat aib pada dirinya, dia segera memperbaikinya." (H.R. Al Bukhori)

6. The Winner vs The Loser
* The Winner *The Loser
- Berusaha menjadi bagian dari solusi
- Menempatkan diri sebagai bagian dari masalah
- Segera dapat menampilkan rencana kerja
- Paling pintar mencari kambing hitam
- Selalu berkata "OK, akan saya kerjakan"
- Memilih berkata "Itu bukan tugas saya"
- Dapat melihat sisi baik dari kesulitan
- Selalu menemukan kesulitan bahkan pada solusi yang ada
- Dapat melihat rerumputan di antara bebatuan
- Hanya melihat bebatuan di antara rerumputan
- Selalu bertekad "Hari ini saya akan tuntaskan"
- Selalu berniat "Kapan-kapan akan saya selesaikan
- Selalu berkata "ini sulit, tapi mungkin dilakukan"
- Lebih sering berkata "Ini mungkin, tapi sulit dikerjakan"
- Selalu berkata "Alhamdulillah kritik saya terima, terima kasih"
- Sering berkata "Ah, bisanya cuma mengkritik"

So, mau pilih yang mana? The Winner or The Loser? :D
Life is Choice..

Wallohu'alam bi ashowab..

Wednesday, 5 June 2013

Jalan Menuju Surga


من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله به طريقا الى الجنه رواه مسلم
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda, "Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga." (Riwayat Muslim)
Dari Anas r.a berkata, Rasulullah Saw bersabda,"Barangsiapa yang keluar dengan tujuan untuk menuntut ilmu maka ia berada di jalan Allah sehingga ia kembali." (Riwayat At Turmudzi)
Tentu, ilmu yang dimaksud bukanlah ilmu duniawi semata, tapi ilmu agama. Mengapa Allah begitu besar memberikan reward bagi orang-orang yang mencari ilmu agama? Karena islam itu ilmu dan amal. Sesuai dengan tujuan hidup kita yang termaktub dalam surat Al-Hujarot “Tidaklah Ku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku” , dimana arti ibadah itu sangat luas (hablu minallah, hablu minannas, hablu minanafs), tentunya memerlukan ilmu yang luas juga. Tidak mungkin kita beribadah tanpa tau ilmunya, otomatis kita harus memaksimalkan diri untuk menuntut ilmuyang menunjang ibadah kita.
Ilmu adalah kawan disaat kesunyian
Ilmu adalah penunjuk jalan kegembiraan
Ilmu adalah penolong disaat kesukaran
Ilmu adalah penghias diantara banyak teman
Ilmu adalah penghidup hati dari kebodohan
Ilmu adalah pelita dari kegelapan
Ilmu adalah kekuatan dari segala kelemahan
Ilmu adalah harta disaat kita miskin
Oleh sebab itu, marilah kita terus mengoptimalkan pencarian ilmu agama kita. Dimana pun, kapan pun, dengan siapa pun. Bahkan Rasulullah sangat menegaskan “Utlubul ‘Ilma walau Bitsin = tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina” . Mencari ilmu agama itu berlaku seumur hidup kita, kalo kata pepatah orang sunda “Nungtut elmu timimiti di ais nepika di pais”, artinya menuntut ilmu itu dari pertama kita dilahirkan dampai dikafani. So, jangan lelah dalam perjuangan ini, jangan menyerah walau selangkah, jangan surut walau penuh kemelut, jangan berhenti meski tersakiti. Sesunggunya melalui pencarian ilmu ini menghantarkan kita menuju surga-Nya.
wallohu’alam bi ashowab..
Tresna Mustikasari

Ketua Departemen P&K Keputrian LDK DKM Unpad

Monday, 3 June 2013

Nuclear Conqueror Woman

Ini cerpen ke-3 yang pernah saya buat [sampai selesai]. Dan memakan waktu terpendek selama sejarah pembuatan cerpen saya, hanya beberapa jam saja! Dikejar deadline. Haha, makanya wajar jauh banget dari sempurna.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ringkasan Cerpen:

Kini dunia memasuki atmosfer yang semakin panas. Bukan hanya suhu bumi yang panas, namun di segala bidang, politik, ekonomi, sosial, militer, budaya, serta teknologi pun semakin panas. Dunia terancam memasuki abad perang Dunia III!

Rusia, Iran, Korea Utara serta Cina berada di kutub yang berlawanan dengan Amerika, Israel serta Eropa. Indonesia yang merupakan negara bercita-cita tinggi untuk mengemban misi perdamaian dunia mau tidak mau ikut terlibat dalam perebutan hegemoni dunia ini. Sayangnya, pemerintah Indonesia tidak mampu bersikap netral dan lebih cenderung ke kutub sang Adidaya. Sikapnya menuai kecaman keras dari seluruh masyarakat, terutama tiga orang perempuan bersahabat yang masing-masing memiliki talenta tak diragukan dalam bidang sains. Mereka adalah Moeza sang ilmuan muda Fisika, Yasmin pecinta Kimia dan Zalati peneliti hayati.

Konflik memuncak ketika pemerintah Indonesia pada akhirnya terjebak oleh sang penguasa dunia untuk dapat menjadikan Indonesia sebagai pangkalan pembuatan senjata pemusnah masal yang ditargetkan akan diledakan di Cina dan Korea Utara.



Namun parahnya lagi, pihak Sosialis telah mencium rencana busuk Amerika dan kawanannya itu. Alhasil di Indonesia kini tak hanya bermain dari satu kepentingan saja, tapi berbagai kepentingan yang jelas-jelas tidak memperhatikan rakyat setempat dan bahkan lebih cenderung merugikan. Kepentingan tersebut mulai terasa ketika seluruh pasokan air dalam negeri terinfeksi virus buatan Rusia yang sengaja diproduksi untuk menghancurkan pangkalan militer Amerika di Indonesia. Selain itu, radiasi dengan intensitas tinggi mulai tak terkendali menyebar ke perkampungan warga di sekitar lokasi pembangunan reaktor nuklir tenaga berantai yang disiapkan langsung untuk memusnahkan pihak Sosialis. Lalu bagaimanakah nasib seluruh warga Indonesia?

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nuclear Conqueror Woman
“Telah terjadi kematian secara masal dini hari tadi, pada Jum’at, 3 April 2020 pukul 01.00 WIB di Timika, Papua. Dilaporkan bahwa ada sekitar 50 warga yang tiba-tiba meninggal dengan kondisi tubuh penuh luka berdarah seperti orang yang terkena penyakit kusta. Disinyalir penyebab kematian warga tersebut akibat keracunan. Namun para peneliti dan ahli medis belum bisa memutuskan penyebab pasti kematian tersebut.”

“Berita yang aneh..”, bisik Moeza disela-sela kesedihannya melihat 50 nyawa warga yang hilang begitu saja.

Setiap pagi ia memang selalu menyempatkan untuk melihat berita, baik berita dalam negeri ataupun luar negeri. Dari pengamatan yang ia lakukan, hampir setiap hari terhitung sejak bulan lalu selalu ada kematian secara tiba-tiba yang diberitakan oleh media. Sungguh hati kecilnya merasa tertarik untuk mengetahui sebenarnya ada apa dibalik semua itu, namun kesibukan kerjanya di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) cukup menyita waktu. BATAN merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen, berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden. BATAN dipimpin oleh seorang Kepala dan dikoordinasikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi. Moeza termasuk salah satu ilmuan muda dari BATAN. Ia kurang lebih telah mendedikasikan dirinya selama dua tahun sebagai peneliti muda. Teknofisika Nuklir adalah keahliannya. Mengamati proses berkaitan dengan reaksi nuklir serta radiasinya dan pengukuran besaran-besaran fisisnya dalam rangka monitoring dan pengendalian proses tersebut sehingga pemanfaatan proses dan energi nuklir berlangsung secara terukur, terkendali serta aman terhadap pekerja, fasilitas, dan lingkungan merupakan aktivitas rutin baginya.

Menjadi ilmuan memang sudah menjadi cita-citanya sejak kecil. Meski memang terkadang cita-citanya sering berubah-ubah. Kadang ia ingin menjadi seorang dokter, kemudian ia ingin menjadi seorang astronot perempuan pertama di Indonesia, itu terinspirasi dari Neil Amstrong. Namun setelah memasuki SMA ia dengan sangat yakin ingin menjadi ilmuan muda peneliti Nuklir, mengingat pada massanya itu belum ada satu pun Nuklir dibangun untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Keinginan itu semakin memuncak ketika banyak prediksi dunia mengenai kepunahan Migas di dunia yang tak lama lagi akan habis, sehingga mengakibatkan harga listrik dan BBM semakin mengalami kelonjakan yang cukup drastis dan ini sangat membebani rakyat. Moeza terbilang pemerhati rakyat, karena ia tak pernah sedikit pun memalingkan perhatiannya pada penderitaan yang dialami rakyat, bahkan ia mewakafkan hidupnya untuk menjadi peneliti di BATAN, meski resiko tinggi yang ia hadapi dari radiasi yang bisa mengancam nyawa dan keturunannya. Tak sedikit orang yang meragukan kemampuannya, lebih banyak lagi orang yang menentangnya, terutama pihak keluarganya.

kriiiiiiiiiingggg…. kriiiiiiiiiingggg…. kriiiiiiiiiingggg….
Telpon di ruang kerjanya mendering.

“Halo, Assalamu’alaikum?”
Wa’alaikumsalam. Moeza, ini mamah, kamu lagi sibuk nak?”
“Oh mamah, tidak begitu sibuk, ada apa mah?”
“Sayang, kamu bisa cepat pulang hari ini? Om mu yang bekerja di Kalimantan sakit, sekarang dia dalam perjalanan menuju Bandung. Ibu khawatir ini adalah hari terakhirnya dapat melihatmu”
“Loh kok mamah bilang gitu? Memangnya om sakit apa mah?”
“Mamah juga gak tahu nak, tapi kata rekan kerja om, sekarang ini banyak pekerja lain yang juga sakit aneh, seperti penyakit kulit, bahkan tiga rekan kerja om yang lain ada yang telah meninggal akibat penyakit yang sama. Kamu harus pulang nak, keluarga lain sudah menunggumu juga. Wassalamu’alaikum
Wa’alaikumsalam”, dengan lesu ia menutup telponnya.

“Aneh, ada apa ini? Sakit kulit, secara tiba-tiba, menyebabkan kematian. Apa sakitnya om ada kaitannya dengan berita tadi pagi? Ah sudahlah, jangan berpikiran aneh Moeza, berita itu di Papua, sedang om di Kalimantan, sangat jauh dan tak masuk akal”, pikirnya dalam hati.

Bergegas ia pergi menuju rumah orang tuanya. Pikirannya tak menentu. Ia semakin terheran-heran dengan apa yang sekarang terjadi di negerinya. Semakin carut marut, kemiskinan dimana-mana, kelaparan dimana-mana, kebodohan dimana-mana. Padahal Indonesia adalah negeri yang sangat kaya, bahkan seniman lawas grup band Koesploes pun dalam syairnya mengatakan Indonesia adalah negeri surga. Tongkat, kayu dan batu pun bisa jadi tanaman. Migas berlimpah dimana-mana, gunung emas bertengger dengan kokohnya, berjuta ikan berenang dengan bebas di lautnya, burung cantik penghias langitnya, pohon menghijau menjadi peneduh pijakannya. Namun mengapa kekacauan ini terus terjadi dan semakin menjadi-jadi? Kebobrokan moral manusia saat ini menjadi momok menakutkan, kriminalitas terjadi dimana-mana, ibu bunuh anak, anak bunuh bapak, suami bakar istri, istri mutilasi suami, begitulah keadaannya. Ditambah dengan banyaknya kematian yang kini menghantui, nyawa manusia seakan-akan tak berharga lagi. Ia mulai lelah dengan perjuangannya, ia seakan-akan tak pernah berhasil membela tanah kelahirannya. Ia tak pernah sukses memperjuangkan hak saudaranya. Perlahan, air mata pun menetes dari sudut matanya.

“Om, om sakit kenapa?”, lirihnya lembut disamping Om tercintanya.
“Moeza, kamu sehat nak?”
“Ssstttttt.. bukan saatnya memikirkan orang lain om, yang terpenting sekarang keadaan om. Kenapa bisa begini om?”

“Om tidak tahu Moeza. Awalnya bersama kawan-kawan baik-baik saja, namun keadaan mulai berubah ketika om melihat helikopter tak dikenal memasuki perhutanan dekat perusahaan tempat om bekerja. Om yakin itu bukan TNI AU Indonesia, sekilas om perhatikan terlihat bendera Rusia di lengan pilotnya. Pasca hari itu, air yang biasanya kita minum mendadak berubah rasa. Ada yang aneh, namun karena warna dan baunya masih sama, om pikir tak terjadi apa-apa. Namun ternyata dugaan om salah, om yakin, penyebab sakit om gara-gara air itu.”

“Kenapa om begitu yakin dengan dugaan om?”
“Om juga tidak mengerti, namun insting om berkata demikian. Percayalah..”
“Baiklah, Moeza percaya om. Sekarang om istirahat saja ya, biarkan Moeza yang memastikan kecurigaan om.”

Keesokan harinya ia cukup tercengang membaca sebuah berita di koran yang mengabarkan bahwa kembali terjadi kematian yang memakan 20 orang warga Aceh dengan ciri-ciri yang sama seperti kasus kematian di beberapa daerah lainnya. Kini pakar lingkungan sudah dapat memastikan bahwa korban teracuni oleh air minum yang ia gunakan sehari-hari. Dr. Farhan Ramadhan, seorang dokter ahli mengatakan mereka terkena bakteri Plague, bakteri yang sama yang menjadi penyebab wabah Black Death di Eropa pertengahan abad ke-14.

Astaghfirullah, ternyata dugaan om benar. Tapi apa kaitannya dengan helikopter Rusia yang om lihat? Kenapa bisa kasus yang sama pula menimpa di beberapa daerah yang berbeda?”, bisiknya dalam hati.

“Aku harus segera bertindak cepat, sebelum semuanya terlambat dan semakin banyak korban lagi yang nyawanya hilang. Tapi apa yang harus ku lakukan? Aku bukan ahli biologi, mana bisa menghancurkan virus yang tak ku kenal itu? Hmm, tunggu dulu, virus, biologi, sepertinya aku menemukan siapa orang yang harus aku hubungi. Baiklah, semoga kau masih di Indonesia, kawan”

“Halo, Assalamu’alaikum? Moeza ya? Ada apa Moeza?”

Wa’alaikumsalam, ia Zalati, ini aku. Kamu udah lihat berita di koran pagi ini? Aku yakin, kamu pasti tertarik dengan apa yang aku baca!”

“Maksudmu bakteri Plague, Moeza? The legend of Black Death. Yah, aku sangat tertarik dengan kasus aneh yang menimpa negeri kita saat ini, sampai-sampai aku meng-cancel­ keberangkatanku ke Jepang besok pagi. Kau tahulah, orang-orang seperti kita, ilmuan yang mendedikasikan untuk masyarakat tanpa pamrih cuma terbilang sedikit, dan kali ini, sepertinya kita perlu kerja ekstra”

“Benar sekali Zalati, kita akan sangat bekerja keras kali ini. Karena dari info yang aku dapat, virus itu muncul setelah helikopter tak dikenal memasuki wilayah perhutanan Kalimantan. Dan om bilang, dia sepertinya melihat bendera Rusia di lengan pilotnya. Om-ku sekarang sakit akibat virus itu Zalati, aku takut dia akan sama nasibnya dengan puluhan orang lainnya, kau harus segera membantuku, temukan anti virus untuk makhluk kecil mematikan itu”

“Aku turut bersedih atas apa yang terjadi dengan om-mu, tapi sepertinya ada satu hal yang kita lupakan. Pasti kau belum menghubungi Yasmin kan? Tapi jangan khawatir, tadi sebelum kau meneleponku, aku sudah lebih dahulu menghubunginya, dan kita janjian untuk membahas masalah ini di tempat biasa kita. Sore ini jam 16.00 wib, kau bisa kan?”

“Oh syukurlah, kau memang yang terbaik Zalati. Ok, sekarang aku siap-siap. Sampai berjumpa nanti, kawan!”

Selepas percakapan itu, ada sebersit harapan yang menyusup dalam relung hatinya. Kini semangatnya mulai bangkit kembali. Ini semua berkat sahabat-sahabatnya. Zalati sang ahli Biologi dan Yasmin, pecinta Kimia. Tiga sekawan penakluk peradaban. Yah, itulah cita-citanya. Akhirnya dia pun sampai di tempat parkir halaman masjid Agung, Bandung. Ternyata kedua kawannya telah lebih dulu datang. Senyuman manis terukir di wajah kedua sahabatnya itu.

“Hai..hai..hai.. Moeza, kau masih ingat perjanjian kita dulu? Orang terakhir yang datang dalam pertemuan kita harus mentraktir kedua sahabat lainnya!”, hardik Yasmin.

“hehehe, ayolah kawan, kita kan telah sama-sama dewasa, lagi pula aku cuma telat satu menit, dan kita sudah sama-sama menerima gaji saat ini. Berbeda dengan dulu, masa SMA kita, kita kan sama-sama tak berduit. Hehehe..”

“Oh tidak bisa, janji tetap janji, ia kan Yasmin? Pokoknya malam ini aku pengen makan enak. Sepertinya kita sudah lama tak makan seafood bersama. Hm..nyam..nyam..”

“Baiklah..baiklah, malam ini kalian ku traktir makan sepuasnya! Dasar, giliran makan aja, kalian kompak banget..”

“Eits, jangan salah, giliran jodoh kita juga kompak ya Lati? hehehehe”

“hehehe, ya benar juga, kapan kamu menyusul kita Moeza. Aku sudah sebulan yang lalu, Yasmin bahkan sudah memiliki keturunan, kau kapan? Ntar jadi perawan tua loh, mau? hehehehe”

“Hush! Perkataan itu do’a, kalian mau aku jadi perawan tua? Ya pokoknya kalian do’ain aja yang terbaik buatku, ya? Ok, waktu kita singkat kawan, jadi apa analisa kalian mengenai kasus kita kali ini?”

“Sesungguhnya ini cukup rumit, dan aku belum memiliki cukup info tentang detail kematian yang terjadi di beberapa daerah. Yang aku dapatkan hanya berupa korban meninggal dengan kasus yang sama, mereka ternyata tidak hanya dipenuhi luka berdarah di kulitnya, tapi juga benjolan di amandelnya. Apa pendapatmu tentang bakteri Plague, Lati?”

“Menurut studiku Plague disebut juga penyakit pes, yaitu infeksi yang disebabkan bakteri Yersinia pestis (Y. pestis) dan ditularkan oleh kutu tikus (flea), Xenopsylla cheopis. Selain jenis kutu tersebut, penyakit ini juga ditularkan oleh kutu jenis lain. Di Indonesia dan Negara-negara Asia Tenggara kutu carrier plague adalah Xenophylla astia. Penyakit ini menular lewat gigitan kutu tikus, gigitan atau cakaran binatang yang terinfeksi plague, dan kontak dengan tubuh binatang yang terinfeksi. Kutu yang terinfeksi dapat membawa bakteri ini sampai berbulan-bulan lamanya”

“Katamu Plague itu menular melalui kutu tikus atau gigitan tikus, dan bakterinya bisa bertahan sampai berbulan-bulan. Sedangkan dari fakta kita sekarang, menurut pemberitaan bahwa penyebab utamanya adalah pencemaran lewat air yang mereka minum, dan dalam waktu sebulan mereka kemudian meninggal, jadi apakah benar virus yang kita hadapi ini Plague?”

“Sebenarnya ada tiga jenis penyakit plague, yaitu Bubonic plague : Masa inkubasi 2-7 hari. Gejalanya kelenjar getah bening yang dekat dengan tempat gigitan binatang atau kutu yang terinfeksi akan membengkak berisi cairan (disebut Bubo). Terasa sakit apabila ditekan. Pembengkakan akan terjadi. Gejalanya mirip flu, demam, pusing, menggigil, lemah, benjolan lunak berisi cairan di tonsil atau adenoid (amandel), limpa dan thymus. Bubonic plague jarang menular pada orang lain.”

Septicemic plague : Gejalanya demam, menggigil, pusing, lemah, sakit pada perut, shock, pendarahan di bawah kulit atau organ-organ tubuh lainnya, pembekuan darah pada saluran darah, tekanan darah rendah, mual, muntah, organ tubuh tidak bekerja dengan baik. Tidak terdapat benjolan pada penderita. Septicemic plague jarang menular pada orang lain. Septicemic plague dapat juga disebabkan Bubonic plague dan Pneumonic plague yang tidak diobati dengan benar”

Pneumonic plague : Masa inkubasi 1-3 hari. Gejalanya pneumonia (radang paru2), napas pendek, sesak napas, batuk, sakit pada dada. Ini adalah penyakit plague yang paling berbahaya dibandingkan jenis lainnya. Pneumonic plague menular lewat udara, bisa juga merupakan infeksi sekunder akibat Bubonic plague dan Septicemic plague yang tidak diobati dengan benar”

“Dan kalau kita lihat, sepertinya Plague yang kita hadapi adalah Plague jenis pertama, hanya saja aku masih bingung bagaimana penularannya, sedang Plague ini hanya ditularkan oleh hewan berkerat dan tidak oleh yang lainnya, sedang kita tak menemukan satu pun hewan berkerat di dekat kejadian”

“Ya, memang benar katamu, Yasmin. Namun ada satu hal yang belum aku katakan. Selain yang aku sebutkan tadi pada kasus pneumonic plague, penularan terjadi dari percikan air liur penderita yang terbawa oleh udara. Jadi, menurut hematku pelaku menyeberkan virus tersebut dengan terlebih dahulu menguras air liur binatang pengerat tadi, dan kemudian mencemarkannya pada sumber air di Kalimantan itu”

“Tapi jika memang begitu, kenapa tidak hanya di sekitar Kalimantan saja yang terinfeksi, tapi merebak sampai ke Papua, Aceh dan bahkan terakhir aku dengar sudah sampai Jakarta”

“Hm, kalo menurutk, itu ada kaitannya kok. Coba kamu perhatikan siapa saja korban yang meninggal? Mereka adalah orang-orang yang cukup mampu untuk membeli air minum dalam kemasan. Dan apa kau lupa, bukankah Kalimantan adalah sumber mata air jernih yang digunakan perusahaan air minum swasta? Justru yang sampai saat ini membuatku bingung mengapa pertunbuhan virus di dalam tubuh korban begitu cepat dan bahkan sampai menyebabkan luka-luka pada kulit korban, luka seperti kusta, padahal dari penjelasan Zalati tadi, tak satu pun dari ketiga jenis Plague yang ada timbul dengan gejala kelainan di kulit korban”

“Ya, itu juga yang aku bingung, Moeza. Tadi pagi sebelum aku menelepon Yasmin, aku menerima kiriman sampel botol bekas virus yang diduga penyebab kekacauan ini. Setelah aku cek sebentar di lab-ku, ternyata ada satu bahan lain yang tak ku kenal, namun yang jelas, aku tahu itu merupakan unsur yang mengandung radioaktif.”

“Benarkah? Bisa kau ceritakan lebih detail kepadaku tentang bahan itu, Lati?”

“Ya tentu, Yasmin. Setelah aku lihat, sampel udara yang ada di dalam botol tersebut berubah. Aerosol yang ada pada botol tersebut mengandung radioaktif, seharusnya tidak seperti itu. Aku yakin, itu merupakan pencemaran dari gas mulia, sifat-sifatnya mendukung seperti halnya gas mulia.”

“Hm, gas mulia dan radioaktif. Sepertinya aku tahu. Kau ingat Radon, Moeza? Radon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Rn dan nomor atom 86. Kontribusi dosis radiasi alam yang terbesar dari kerak bumi berasal dari Radon. Besarnya 1300 uSv (53 %) dari total dosis yang diterima dari alam per tahun. Radon adalah unsur berupa gas yang tak dapat dirasa (nir-rasa), tak berbau (nir-bau) dan tak terlihat (nir-warna).”

“Radon merupakan gas mulia yang memiliki berat sekitar 7,5 kali berat udara. Menurut perkiraan UNSCEAR, radon dan hasil luruhannya memberi kontribusi sekitar tiga per empat dari dosis ekivalen efektif tahunan yang diterima manusia dari radiasi alam. Gas radon memiliki dua radionuklida, yaitu radon-222 (Ra-222) dan radon–220 (Ra-220). Ra-222 berasal dari perubahan atom Uranium–238 di alam dan Ra-220 berasal dari perubahan atom Thorium-232.”

“Radon biasanya terhirup melalui saluran pernapasan manusia, sebagian kecil radon akan tertinggal dalam paru-paru. Jika sudah mengendap, radon akan menimbulkan kanker paru-paru. Partikel inti hasil peluruhan dapat menempel pada aerosol di udara dan mengubah aerosol itu menjadi aerosol radioaktif alam. Paparan radiasi (dosis efektif) akibat menghirup aerosol radioaktif merupakan komponen terbesar di antara radiasi alam. Di dalam bangunan yang terbuat dari batuan yang kerapatan materi radioaktifnya tinggi, kerapatan aerosol radioaktif di udara juga tinggi; dan karenanya dosis radiasi pada sistem pernafasan juga meningkat maka kerapatan dan dinamika Rn dan hasil peluruhannya di udara dalam ruangan menjadi suatu masalah. Paparan radiasi dari radionuklida di luar ruangan ditentukan oleh kerapatan radionuklida di dalam lapisan tanah di tempat itu, sedangkan di dalam ruangan, faktor penentunya adalah kerapatan radionuklida di dalam bahan bangunan dan efek kungkungan.”

“Semakin rumit saja kasus kita, setelah sebelumnya Plague, dan kini Radon, lalu apa lagi kejutannya?”, pertanyaan Yasmin menutup penjelasan panjangnya tentang Radon.

“Taukah kau Moeza, Yasmin, baru-baru ini ada penelitian bahwa ketika suatu virus dikombinasikan dengan unsur tertentu, maka pertumbuhan virus tersebut akan semakin cepat dan ganas! Apakah mungkin yang kita hadapi saat ini ada korelasinya dengan penelitian paling mutakhir saat ini?”

“Sepertinya aku mulai tercerahkan kawan. Yang Lati bicarakan tentang Plague memang benar, dan analisa Yasmin tentang Radon juga benar. Dan kau tahu kawan? Apa kaitannya antara Plague, Radon dan Rusia? Dari sumber yang aku dapat, Rusia adalah penebar virus mematikan yang terjadi di Eropa abad 14 silam, dan Rusia adalah pemilik Radon terbesar di dunia saat ini. Kalian tahu, di dekat lokasi Mayak Production Association, salah satu pabrik nuklir terbesar di Rusia terdapat sebuah danau bernama Danau Karachay. Danau ini berada di sebelah barat daya Rusia, dekat perbatasan Kazakhstan, dan dia memiliki kandungan radioaktif sangat besar hingga saat ini. Bahkan jika satu jam saja kalian berdiri di dekat danau tersebut, kujamin kalian langsung wafat! Setelah 45 tahun diisolasi dari umum, kini Danau Karachay mulai mengering dan memperlihatkan ampas radioaktif di dasarnya. Dan kalian bisa menebaknya, ampasnya itu tidak lain dan tidak bukan adalah Uranium–238 yang kemudian berubah menjadi Radon. Fantastic!

“Gila, benar-benar gila ini”, Yasmin menggeleng dengan penuh kerutan dikening.

“Kawan, diskusi ini sungguh sangat menyenangkan, aku semakin penasaran dengan apa yang terjadi sesungguhnya. Namun, sepertinya aku harus segera pulang, bukannya tidak rindu, tapi suamiku sebentar lagi pulang, aku harus segera mempersiapkan makan malam di rumah”, Zalati tertunduk malu sekaligus merasa bersalah karena harus pamit duluan.

“Ya, benar juga, aku tidak menyangka kita sudah berdiskusi selama lima jam. Aku harus segera pulang juga, anak dan suamiku sudah menjemput”, ujar Yasmin sambil menunjukkan tangannya ke arah mobil yang terparkir tak jauh di jalan.

“Tidak apa-apa kawan, aku juga hendak pulang. Tak ada orang di rumah, kasihan mamah hanya sendiri. Ayahku masih di rumah adik-adikku yang lain”

Sesampainya di rumah, ia tak menyia-nyiakan waktu sedikit pun. Ia langsung berkutat dengan komputer, buku-buku dan emailnya. Koran-koran sebulan terakhir ia kumpulkan, ia buka satu persatu. Ia tulis hal-hal penting yang bisa menjadi kunci permasalahannya.
----------------------------------------------------------------------
from        : saito.masaki@yahoo.com
for         : laila.moeza@gmail.com
Subject     : Conqueror of Nuclear
Dear Moeza,
Saya telah mendengar kasus banyaknya kematian mendadak yang menimpa rakyat Indonesia. Turut berduka cita.
Menjawab pertanyaanmu tadi, mengenai Radon yang dicampurkan dengan virus tertentu, apakah bisa? Maka dengan yakin saya katakan bisa. Bahkan di Jepang saat ini sedang dilakukan penelitian khusus mengenai pengaruh zat-zat Radioaktif terhadap pertumbuhan virus yang berasal dari hewan.
Saya tidak begitu tahu mengenai penawar dari virus tersebut. Tapi, saya cukup tahu siapa orang yang bisa membantumu dalam memecahkan kasus yang terjadi di negerimu. Kau masih ingat Prof. Jun Sugimoto? Dia adalah kepala dari Severe Accident Research laboratory, Direktur Vienna Office dan Direktur Nuclear Human Resource Development Center.
Semoga kamu bisa cepat menyelesaikan masalah ini.

Salam hangat,
Masaki Saito
Professor, Tokyo Institute of Technology
Chairman, Japanese University
Network for Global Nuclear Human Resource Development
----------------------------------------------------------------------
from        : sugimoto.jun@yahoo.com
for         : laila.moeza@gmail.com
Subject     : Conqueror of Nuclear
Dear Moeza,
Saya turut prihatin dengan apa yang menimpa om mu. Membaca cerita dan analisis yang kamu dan teman-temanmu diskusikan, saya cukup mengerti dengan fakta yang terjadi di lapangan. Perlu kamu ketahui Moeza,kini dunia akan memasuki kembali perang dunia ke-III. Saya tak mampu membayangkan, akan sedahsyat apa perang saat ini. Cukup senjata nuclear di Nagasaki dan Hirosima tempo dulu Negara kami dihancurkan, dan sekarang kami tidak mau ikut turut campur lebih jauh. Teralu besar resiko dan luka lama yang masih membekas di hati kami.
Saya terus terang merasa tak menyangka, mengapa pada akhirnya pemerintahanmu terlibat ke dalam peperangan ini. Dan kau lihat sendiri, di permulaan saja sudah banyak rakyat yang dirugikan, apalagi saat tercetusnya perang dunia ke-III itu? Perlu kau ketahui juga Moeza, ancaman bagi rakyatmu tidak hanya datang dari Rusia dan sekutunya. Di GPS pelacak radiasi Nuclear di lab saya, terdapat dua titik radiasi nuclear yang besar menuju Negara mu. Setelah kami amati lebih dalam, ternyata radiasi itu bersumber dari kapal selam milik Amerika dan satu lagi dari helikopter milik Rusia. Benar kata mu, Radon adalah zat yang Rusia kirim ke Negara mu. Namun sayang, kami tak mampu mengetahui lebih jauh tentang zat yang dibawa oleh kapal Amerika.
Saya harap kau semakin berhati-hati Moeza,karena bukan hal yang tidak mungkin Rusia sudah mampu melacak juga keberadaan senjata pemusnah masal di Negara mu, dan sudah dapat ditebak Cina dan Korea Utara lah sasaran dari senjata itu.  Dan kau juga tahu, Rusia tidak akan tinggal diam pada rencana kejam Amerika dan sekutunya itu.
Semoga Tuhan memberikan kekuatan dan pencerahan kepada mu.

Salam Hangat,
Professor Jun Sugimoto
Doctor of Engineering,
Professor of Departemen of Nuclear Engineering
----------------------------------------------------------------------

Keesokan harinya..

“Bagaimana Za, sudahkah kau temukan antivirus untuk penyakit ini?”, tanya Yasmin.

“Semalam aku sempat meneliti virus ini di lab. Dan hasil yang ku dapat adalah Plague pada manusia dan kucing dapat diobati dengan Streptomycin, Tetracyclin, Doxycyclin, Gentamycin. Streptomycyn dosis tinggi terbukti lebih efektif mengobati plague. Penicilin tidak efektif untuk penyakit plague. Diazepam diberikan untuk mengurangi rasa lelah. Heparin biasanya diberikan apabila terdapat gejala pembekuan darah. Kamu bisa mendapatkan penawarnya di lab ku nanti”

“Semalam aku sudah banyak mengkaji. Hipotesis sementara yang aku dapat adalah bahwa Negara kita sekarang sedang menjadi tempat bergelutnya dua kepentingan yang berbeda. Sosialis vs Kapitalis. Di media saja kita bisa amati, Menteri Urusan Strategis Israel Yuval Steinitz mengklaim kekuatan nuklir Iran setara dengan 30 nuklir Korea Utara! Perang urat syaraf antara Iran dan Israel masih terus memanas hingga kini. Meski Iran menjelaskan bahwa program nuklirnya tidak dimanfaatkan untuk persenjataan, Israel tetap yakin pada pendiriannya saat ini. Selain itu, dari email prof. Jun Sugimoto, dia bilang di GPS pelacak radiasi Nuclear di labnya, terdapat dua titik radiasi nuclear yang besar menuju Negara kita. Setelah mereka amati lebih dalam, ternyata radiasi itu bersumber dari kapal selam milik Amerika dan satu lagi dari helikopter milik Rusia. Benar kata kalian, Radon adalah zat yang Rusia kirim ke Negara kita. Namun sayang, mereka tak mampu mengetahui lebih jauh tentang zat yang dibawa oleh kapal Amerika.”

“Kawan, celaka! Barusan saja dapat pesan dari lab tempatku kerja, GPS kita pun mampu melacak keberadaan unsur radioaktif milik Amerika. Radioaktif itu adalah Uranium! Ketua dari para unsur pemancar radiasi mematikan ini kini sudah sampai di selat Sunda. Namun celakanya, di arah yang lain GPS mengidentifikasi ada titik lain yang mendekati sumber Uranium tersebut. Kau sudah dapat menebaknya siapa dia Moeza?”

“Apa yang kau maksud adalah Rusia dan kawanannya, Yasmin?”

“Tepat sekali! Dan kita tidak punya banyak waktu, ternyata uranium tersebut disimpan dalam pengungkung senjata masal. Kita harus bertindak cepat, hubungi polisi dan TNI segera, Lati. Moeza kau bisa bantu telpon para peneliti lain di BATAN kan? Dan aku akan segera menggiring kalian ke lokasi, semoga kita beruntung.”

“Celaka, polisi dan TNI tak satu pun yang percaya dengan misi kita, Yasmin. Bagaimana ini?”, Zalati panik            .

“Dan seniorku di BATAN tak satu pun ingin ikut terlibat dalam masalah ini kawan. Sepertinya kita tak bisa mengandalkan orang lain selain kita.”

“Hm, baiklah, aku yakin, Moeza, pasti ada sekurang-kurangnya satu orang yang masih peduli pada nasib rakyat Indonesia. Coba kau hubungi lagi satu persatu. Dan Zalati, kau masih ingat dengan Beni kan? Dia kawan kita semasa SMP. Dia sekarang menjadi seorang polisi di daerah Banten, kau bisa mencoba menghubunginya. Dan aku akan mencoba menghubungi kenalanku di TNI.”

Dua jam berlalu akhirnya mereka sampai di selat Sunda. Ternyata memang benar, Amerika dan beberapa anteknya sudah sampai di tempat dengan tiga mobil bermuatan besar. Di saat bersamaan, sebuah helikopter mendarat tidak jauh dari lokasi keduanya. Tiga orang bermuka tirus berrambut pirang menuruni heli. Senapan laras panjang tak lepas dari pangkuannya. Entah bagaimana ceritanya, dengan begitu cepat telah terjadi baku tembak, Yasmin, Zalati dan Moeza sempat tercenung beberapa menit lamanya. Hingga mereka menyadari misi penting mereka yang utama. Tanpa buang waktu, mereka mengendap-endap berjalan menuju ketiga mobil berisi peledak masal itu. Sesampainya di mobil pertama, ternyata hanya berisikan barang-barang lain yang tak berguna. Mereka akhirnya mulai mendekati mobil kedua, dan ketika masuk, ternyata hanya berisikan ruang kosong dengan satu komputer besar terpangpang di dalamnya. Ketika mereka hendak masuk mobil ke tiga, ternyata naas nasib mereka. Seorang tentara Amerika mengetahui keberadaan mereka. Beberapa peluru sempat menghujani mereka, untung saja di arah belakang mereka ada balasan peluru yang menyambar. Ternyata peluru itu bersumber dari Fadlan, TNI yang tadi Yasmin telpon dan Beni, polisi teman Yasmin dan Zalati sewaktu SMP.

Ternyata benar saja, di mobil ketiga itu ada dua buah senjata pemusnah masal. Mereka berlima sempat takjub melihat senjata mutakhir yang tak terkalahkan siapapun terpampang di depannya dengan nyata. Namun tak pikir panjang, dengan sigap Moeza pun menghampiri kedua senjata berbahaya tersebut untuk mencari kunci penonaktif senjatanya.

“Bagaimana Moeza? Sudah ketemu? Tentara Rusia kini sudah mulai mengetahui keberadaan kita juga. Usahakan kamu sudah dapat mengendalikannya sampai bala bantuan tiba.”

“Celaka, ini senjata nuklir yang diset secara digital. Aku tak menemukan kontroler manualnya.”

“Apa kau yakin, Moeza? Coba kau cek ulang lagi, siapa tahu kau keliru. Atau apakah kami bisa membantumu? Seperti apa bentuk kontrolernya?”

“Kontrolerya seperti tombol kecil berwarna merah di dekat hulu ledaknya Lati.”

“Ya, kau benar Moeza, ini diset secara digital. Kita keliru.”

do..do..do..dorrrrrrrrrrr…

“Letakan senjata kalian, turunkan tangan kalian dari senjata itu!”, hardik tentara Rusia.

“Ya ampun, kita telah terkepung”, keluh Zalati.

“Tenang teman, sebentar lagi bala bantuan datang, kita harus tenang”, lirih Yasmin.

“Kalian siapa! Apa yang kalian cari di sini? Hahahaha, kalian cari ini?”, hardik si pirang sambil mengacungkan remote kontrol kecil, sepertinya itulah pengendali dari senjata nuklirnya.

“Ya ampun..”, lirih Moeza.

“Kalian tidak bisa berkutik lagi. Dalam waktu lima jam negeri kalian akan hancur! Kami sudah mengaktifkan tombol digitalisasi senjata ini. Selamat tinggal sampah-sampah pengecut! Hahahahahaha.”

Kedua sisa tentara Rusia itu pun pergi dengan meninggalkan remote yang telah hancur dan kecemasan yang sangat mendalam. Semuanya panik, pers dan berbagai media lain sudah mulai mengetahui keadaan yang terjadi. Semua masyarakat panik. Tiket keberangkatan ke Eropa kini laku terjual. Semua warga berbondong-bondong berhijrah ke luar negeri nun jauh dari Indonesia. Mereka linglung bagai tak ada lagi sisa harapan. Namun di tengah hiruk pikuk kecemasan yang ada, Moeza terus memutar otaknya. Hingga akhirnya ia ingat pada sebuah ruang kosong dengan hanya seperangkat komputer di dalamnya. Ya, mobil kedua yang tadi mereka masuki menjadi pencuri perhatiannya saat ini. Ia mengingat sesuatu yang sangat penting. Dan akhirnya dengan cepat ia menuju mobil kedua tersebut. Dia terus berkutik di depan layar komputer tersebut. Setelah dua jam tak beranjak di depannya, akhirnya ia tersenyum penuh syukur. Ternyata, kemampuannya dalam memprogram masih dapat diandalkan. Ia akhirnya mampu mengendalikan hulu ledak yang ada, dan berhasil menonaktifkan senjata pemusnah masal itu dengan sisa waktu Sembilan menit lagi.

Alhamdulillah.. terima kasih ya Allah..”, ia bermunajat seraya meneteskan air mata di pipinya.

Akhirnya negerinya terselamatkan. Dalam waktu satu minggu pemerintah akhirnya mampu menangkap semua dalang dibalik semua ini. Zalati pun menjadi orang yang sangat terkenal dengan antivirus penawar bakteri plague mematikannya. Ketiganya selalu tampil di surat-surat kabar dan layar TV. Indonesia kini memiliki tiga orang ilmuan muda yang benar-benar peduli terhadap nasib rakyatnya. Semua perjuangan berujung indah pada akhirnya.
THE AND

Anggaran IKN Melambung Tinggi: Untuk siapa?

              Meski banyak pro kontra sejak diwacanakannya, pemindahan ibu kota negara  Indonesia yang lebih dikenal sebagai Ibu Kota Nusant...