Hmm, di sini saya cuma mau sharing ja, bukan berarti ketika saya telah menulis ini, saya bukan orang yang easy going, tapi Insya Allah saya sedang berusaha untuk "TIDAK menjadi EASY GOINGER"
ok, apa sih easy going itu?? Apa korelasinya dengan KESUKSESAN seseorang?
Kata buku yang saya baca, easy going itu menganggap mudah segala sesuatu, menggampangkan, gak mau repot, alias hidup itu "Gimana Nanti saja" bukan "Nanti gimana"..
Padahal Ibnu Qayyim Al Jauziyah berkata ada 4 sikap manusia terhadap perencanaan:
1. merencanakan kemudian berhasil, maka ia orang yang sukses
2. merencanakan kemudian tidak berhasil, maka ia juga termasuk orang yang sukses
3. tidak merencanakan kemudian berhasil, maka ia termasuk orang yang beruntung
4. tidak merencanakan dan tidak berhasil maka ia termasuk orang yang gagal
ok, mari kita kupas satu persatu statement di atas..
1. Merencanakan kemudian berhasil, maka ia orang yang sukses
Inilah sikap manusia terhadap perencanaan yang paling baik. Suatu kesuksesan itu bermula dari sebuah perencanaan yang matang, tapi tentu tidak hanya merencanakan saja, tapi juga DO IT!! Karena, petinggi Nazi, alias Hitler pernah berkata (walaupu orangnya bengis, tapi kita ambil pelajaran dari sisi baiknya ya..) "Seribu teori akan kalah dengan satu pembuktian saja". Artinya apa? Yakni percuma kita banyak teori, banyak perencanaan tapi aksinya gak ada.
Ketika seseorang sudah gagal merencanakan, maka itu adalah awal dari kegagalannya. Makanya, rata-rata hasil survey mengatakan, orang yang sukses itu adalah orang yang berhasil merencanakan, kemudian menuliskan perencanaannya (Biar bisa keinget terus sama misinya) dan terakhir adalah melaksanakan perencanaannya.
2. Merencanakan kemudian tidak berhasil, maka ia juga termasuk orang yang sukses
Nah, sikap ini sedikit dibawah kualitas yang pertama. Kadang kan kita suka mengalami suatu keadaan dimana kita sudah mrencanakan tapi ternyata kenyataannya tidak sesuai dengan perencanaannya. Gak usah bersedih, asalkan sababiah atau usaha yang kita lakukan untuk mencapainya sudah maksimal, sudah optimal, maka kita tidak usah khawatir, itu Qada Allah. Ingat Allah itu tidak memberikan kepada umatnya sesuatu yang kita inginkan, tapi sesuatu yang kita butuhkan, Siapa tau Allah sedang mempersiapkan kado terindah untuk kita kelak. kalupun kita tidak merasaknnya, mungkin saudara atau keturunan kita kelak yang merasaknnya. :)
3. Tidak merencanakan kemudian berhasil, maka ia termasuk orang yang beruntung
Ini nih yang paling enak, kita tidak merencanakan sesuatu, eh kesuksesan malah menghampiri kita. Tapi inget kawan, peluang keberuntungan itu sangat kecil, satu banding tak hingga. Mendingan kita ngelakuin yang pasti-pasti aja, berusaha dalam memperoleh suatu misi. Bukannya apa yang kita peroleh itu sebanding dengan usaha yang kita lakukan? Adapun faktor x alias keberuntungan itu cuma nilai tambah dan bonus aja yang Allah berikan kepada kita.
4. Tidak merencanakan dan tidak berhasil maka ia termasuk orang yang gagal
Nah, klo kawan-kawan termasuk orang yang malas berencana, hidup mengalir ja kayak air tanpa tujuan, siap-siap aja buat sukses karena keberuntungan (yang peluangnya limit nol) atau GAGAL (yang peluangnya lebih besar dan pasti). hehehe, sadis amat ya pilihannya?? Tapi memang kita harus memikirkan kemungkinan terburuknya kawan..
Nah setelah pemaparan di atas, masihkah kita menjadi easy goinger?
Tentu saja tidak. Maka dari itu, mari kita sama-sama merubah habit kita yang tadinya bukan perencana yang baik mencaji seorang perencana yang baik, yang tadinya suka menyia-nyiakan waktu kita, jadi memanfaatkan waktu kita.
Ingat, hasan Al-Banna pernah berkata "Waktu yang kita miliki itu lebih sedikit dari pada kewajiban kita"
Adapun ketika kita menjumpai kegagalan, jangan sampai kita berputus asa dan pasrah. Tahu gak, dulu aja Thomas Alfa Edison mengalami beratus kali kegagalan sebelum akhirnya berhasil menemukan lampu pijar. Apalagi kita sebagai umat muslim.
Allah telah berfirman dalam surat Ad-Dukhan ayat 13 :
"Sesungguhnya orang-orang yang berkata: Rabb kami adalah Allah, dan kemudian mereka istiqomah, maka tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak pula berduka cita"
"TAK ADA NANTI, TAK ADA ESOK HARI, YANG ADA HANYA HARI INI"
Semoga bermanfaat :)
ok, apa sih easy going itu?? Apa korelasinya dengan KESUKSESAN seseorang?
Kata buku yang saya baca, easy going itu menganggap mudah segala sesuatu, menggampangkan, gak mau repot, alias hidup itu "Gimana Nanti saja" bukan "Nanti gimana"..
Padahal Ibnu Qayyim Al Jauziyah berkata ada 4 sikap manusia terhadap perencanaan:
1. merencanakan kemudian berhasil, maka ia orang yang sukses
2. merencanakan kemudian tidak berhasil, maka ia juga termasuk orang yang sukses
3. tidak merencanakan kemudian berhasil, maka ia termasuk orang yang beruntung
4. tidak merencanakan dan tidak berhasil maka ia termasuk orang yang gagal
ok, mari kita kupas satu persatu statement di atas..
1. Merencanakan kemudian berhasil, maka ia orang yang sukses
Inilah sikap manusia terhadap perencanaan yang paling baik. Suatu kesuksesan itu bermula dari sebuah perencanaan yang matang, tapi tentu tidak hanya merencanakan saja, tapi juga DO IT!! Karena, petinggi Nazi, alias Hitler pernah berkata (walaupu orangnya bengis, tapi kita ambil pelajaran dari sisi baiknya ya..) "Seribu teori akan kalah dengan satu pembuktian saja". Artinya apa? Yakni percuma kita banyak teori, banyak perencanaan tapi aksinya gak ada.
Ketika seseorang sudah gagal merencanakan, maka itu adalah awal dari kegagalannya. Makanya, rata-rata hasil survey mengatakan, orang yang sukses itu adalah orang yang berhasil merencanakan, kemudian menuliskan perencanaannya (Biar bisa keinget terus sama misinya) dan terakhir adalah melaksanakan perencanaannya.
2. Merencanakan kemudian tidak berhasil, maka ia juga termasuk orang yang sukses
Nah, sikap ini sedikit dibawah kualitas yang pertama. Kadang kan kita suka mengalami suatu keadaan dimana kita sudah mrencanakan tapi ternyata kenyataannya tidak sesuai dengan perencanaannya. Gak usah bersedih, asalkan sababiah atau usaha yang kita lakukan untuk mencapainya sudah maksimal, sudah optimal, maka kita tidak usah khawatir, itu Qada Allah. Ingat Allah itu tidak memberikan kepada umatnya sesuatu yang kita inginkan, tapi sesuatu yang kita butuhkan, Siapa tau Allah sedang mempersiapkan kado terindah untuk kita kelak. kalupun kita tidak merasaknnya, mungkin saudara atau keturunan kita kelak yang merasaknnya. :)
3. Tidak merencanakan kemudian berhasil, maka ia termasuk orang yang beruntung
4. Tidak merencanakan dan tidak berhasil maka ia termasuk orang yang gagal
Nah, klo kawan-kawan termasuk orang yang malas berencana, hidup mengalir ja kayak air tanpa tujuan, siap-siap aja buat sukses karena keberuntungan (yang peluangnya limit nol) atau GAGAL (yang peluangnya lebih besar dan pasti). hehehe, sadis amat ya pilihannya?? Tapi memang kita harus memikirkan kemungkinan terburuknya kawan..
Nah setelah pemaparan di atas, masihkah kita menjadi easy goinger?
Tentu saja tidak. Maka dari itu, mari kita sama-sama merubah habit kita yang tadinya bukan perencana yang baik mencaji seorang perencana yang baik, yang tadinya suka menyia-nyiakan waktu kita, jadi memanfaatkan waktu kita.
Ingat, hasan Al-Banna pernah berkata "Waktu yang kita miliki itu lebih sedikit dari pada kewajiban kita"
Adapun ketika kita menjumpai kegagalan, jangan sampai kita berputus asa dan pasrah. Tahu gak, dulu aja Thomas Alfa Edison mengalami beratus kali kegagalan sebelum akhirnya berhasil menemukan lampu pijar. Apalagi kita sebagai umat muslim.
Allah telah berfirman dalam surat Ad-Dukhan ayat 13 :
"Sesungguhnya orang-orang yang berkata: Rabb kami adalah Allah, dan kemudian mereka istiqomah, maka tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak pula berduka cita"
"TAK ADA NANTI, TAK ADA ESOK HARI, YANG ADA HANYA HARI INI"
Semoga bermanfaat :)
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan menggunakan bahasa yang sopan, jika tidak maka admin akan memasukkannya dalam kategori spam.