Download Materi Kajian Islami

Saturday 23 February 2013

Kondisi Niberat di dalam Al-Qur’an



                Pernah nonton gak cerita-cerita orang yang lagi di luar angkasa, atau kisah-kisah astronot? Itu loh kondisi astronot yang melayang-layang di kapal luar angasanya? Ternyata di dalam Al-qur’an juga terdapat isyarat yang boleh jadi menunjukkan adanya keadaan tanpa bobot dan kondisi umum seseorang atau benda yang berada di angkasa luar di atas atmosfer bumi. Hal ini misalnya, dapat kita baca dalam surah Al-Hajj berikut:
Barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan oleh angin ke tempat yang jauh. (QS Al-Hajj [22]: 31)
                Selain itu di dalam Al-Qur’an juga terdapat ayat yang menceritakan kondisi seseorang yang sedang mendaki dan mengalami kesulitan bernafas (karena tipisnya oksigen di udara) digambarkan Allah dalam firman-Nya:
                … Dan barang diapa dikehendaki Allah kesesatannya, niscahya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang yang tidak beriman. (QS Al-An’am [6]: 125)
                Secara teori sains ini dapat dibuktikan. Pertama, orang yang berada dalam satelit yang sedang mengorbit atau berada dalam pesawat angkasa yang tidak bergerak akan mengalami keadaan tanpa bobot. Dalam keaadaan itu, orang tidak tertarik ke bawah, ke sisi, atau ke atas, tetapi melayang di dalam pesawat. Penyebab dari keadaan ini bukan kegagalan gaya gravitasi untuk menarik tubuh, melainkan karena gravitasi dari benda angkasa berdekatan masih aktif. Namun, gravitasi akan diimbangi oleh gaya sentrifugal dari lintasan orbital yang bekerja terhadap pesawat dan terhadap orang pada saat yang bersamaan, karena itu keduanya akan ditarik oleh gaya percepatan yang tepat sama besarnya dan dengan arah yang sama. Karena alasan itu, orang tidak tertarik ke salah satu sisi dari pesawat angkasa. Kedua, Jika h (ketinggian) semakin besar maka P (tekanan) semakin rendah pula (dan berlaku sebaliknya) oksigen (gas), pada tempat tinggi , yang tekanannya rendah tentunya akan membuat kadar oksigen digunung tipis, akibatnya jika ada orang yang mendaki gunung maka akan mengalami lemas sesaat, karena afinitas darah terhadap O2 berkurang saat kita mendaki gunung..
Sumber:
Ensiklopedia Ilmu dalam Al-Qur’an : Afzalur Rahman

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan menggunakan bahasa yang sopan, jika tidak maka admin akan memasukkannya dalam kategori spam.

Anggaran IKN Melambung Tinggi: Untuk siapa?

              Meski banyak pro kontra sejak diwacanakannya, pemindahan ibu kota negara  Indonesia yang lebih dikenal sebagai Ibu Kota Nusant...